Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sosial Media Deactive Syndrom?

Berbicara tentang sosial media, aku pernah ada di satu titik kegalauan. Pernah enggak merasa males main sosial media? Seperti untuk sekedar buka facebook, twitter, dan instagram? 

Jika jawabannya "YA" berarti keadaan yang kamu alami sama seperti yang saya alami. Saya sih menyebutnya 'sosmed deactive syndrom'. Ini saya namakan suka-suka ya karena memang saya merasa malas membuka sosial media, bahkan sampai men-deactive sosial media saya.

Entah kenapa, saya jadi males sekali buka sosmed.. Rasanya kayak sudah kehilangan 'soul'-nya di dunia maya. Berkali-kali saya deactive akun facebook saya, enggak ada alasan lain selain males -__-
tapi berkali-kali pula saya 'hidupkan' lagi akun saya itu karena beberapa kali ada yang komplain atau sekedar ada keperluan.

Iya males, lebih banyak sekali status gak penting yang wara-wiri, rata-rata status bertemakan mengeluh. Atau entahlah apa itu.
(Lah emangnya saya gak pernah ngeluh apa?) Iya saya juga suka ngeluh bahkan sering, tapi untuk sekarang-sekarang ini sebisa mungkin saya redam dan tidak saya publikasikan di sosial media. Ah iya mungkin saya apatis, tapi pernah gak sih kalian sadar bahwa mengeluh di sosmed gak ada gunanya. Emangnya facebook akan memberikan sosulinya? Enggak -_-

Malah bikin yang baca jadi ikutan suram auranya, ya mungkin berlebihan sih tapi ini yang saya rasakan. Dan saya juga udah mulai bingung mau update status apa, dan jadi mikir-mikir lagi buat update status di facebook atau sosmed yang lain. Kenapa? Karena saya gak pengen bikin orang yang baca jadi ngerasa 'risih'. Iya bener, akun facebook masing-masing merupakan tanggung jawab masing-masing, dan itu memang jadi HAK setiap pemilik akun masing-masing tapi kalian juga harus berpikiran terbuka. Dunia maya tidak sepolos wajah anak kecil. Tidak semua hal mesti di share kan?
Dan lagi tentang masalah keluarga juga MESTI ikutan di share? -__-



Saya pun pernah dulu sekali, jaman-jamannya masih jadi abege labil suka nge-share apapun itu yang saya rasa dan itu lebay banget sih emang. Kalo dipikir-pikir "Kok bisa ya?" Ah tapi sudahlah itu sudah menjadi masa lalu Dan sekarang saya jadi mikir : "Apa dulu juga ada yang pernah ngerasa 'risih' sama update-an status saya ya?"

Oke lah wajar sih yah kalo masih abege labil mah, mengekspresikan apa yang dirasa. Tapi ayolah, jika yang melakukan itu adalah orang 'yang dianggap sudah dewasa', Apa wajar?

Pernah denger gak kata-kata ini, saya kutipkan. kurang lebih begini bunyinya "Tidak semua orang yang membaca status-mu itu 'benar-benar' peduli terhadap keadaanmu, sebagian lagi bahkan menertawakan penderitaanmu" 
Itu kalimat pernah saya baca di Mice Cartoon (Kalau saya tidak salah yah. :D tolong ingatkan jika saya salah)

Dan memang ada benernya juga sih, coba kalian mikir jika kalian statusnya isinya mengeluh, tentang kesediahan, penderitaan dan kesakitan. Dan jika ada orang yang tidak suka terhadap kalian 'mungkin' akan tertawa diatas penderitaan kalian. Siapa yang tau, kan? 

Saya bener-bener lagi kena 'sosmed deative syndrom' (Ini asli ngarang bebas banget. Haha!) akut nih kayanya. Tiap buka sosmed malah ngeblank, gak tau mau apa? dan gak tau musti apa?

Bagi saya sosmed (terlebih facebook) memang penyimpan kenangan, iya kenangan manis dan pahit~ Bahkan facebook pernah membuat saya bertengkar dengan beberapa  orang, salah saya dan orang yang bersangkutan juga sih.. sama-sama 'pake urat' , sama-sama kebawa emosi.  Tapi ya kita kan gak akan pernah tau tanggapan orang seperti apa dan bagaimana. Bisa aja kan apa yang menurut kita biasa aja tapi bisa jadi itu gak biasa buat orang lain? atau sebaliknya yang menurut orang lain biasa aja belum tentu menurut kita biasa aja kan? 

Sepertinya ungkapan bahwa, "Facebook mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat" terkadang ada benernya juga sih. Kenapa? Karena kita lebih memilih untuk terlalu memperdulikan yang jauh dibanding memperdulikan orang-orang disekitar. Tapi facebook buat jadi media reuni juga sih.

Dan sosmed juga bisa jadi semacam 'warisan' jika suatu hari nanti kita berpulang, apakah kita akan meninggalkan kebaikan atau keburukan? Siapa yang akan tau?

Semua sosmed akan balik lagi kepada pribadi masing-masing, "Akan digunakan untuk apa dan kearah mana?"

 Jadi, bijaklah memakai sosmed! <-- Mengingatkan diri sendiri

Ah iya, tulisan ini hanya opini pribadi semata loh, jika tidak berkenan saya mohon maaf. Semoga dapat dipetik pembelajaran bersama..

Jika kalian mendapati saya yang akan jarang sekali wara-wiri di blog atau sosmed lainnya, itu artinya saya sibuk atau sementara hiatus dari dunia sosmed. :D


(Update 2020)
Entah kenapa semakin bertambahnya usia saya semakin merasa lebih banyak pertimbangan untuk posting atau mengunduh sesuatu di sosial media. Banyak faktor yang mendasarinya termasuk apakah postingan saya ini bermanfaat, dan apakah postingan saya tidak akan merugikan orang lain.

 Oh iya, saya punya sedikit tips bagi kamu kalau lagi di keadaan rasanya kayak pengin deactive semua akun media sosialmu. Cara yang paling sederhana yang bisa kamu lakukan adalah REHAT! Yup, ambil jeda untuk menjauhkan diri dari sosial media. Setelah itu misalnya kamu merasa terganggu dengan postingan orang lain yang kamu lihat di media sosial, kamu bisa lakukan dua cara:

(1) cukup abaikan, tidak perlu terlalu dipikirkan dan dibuat pusing terlebih jika memang yang bersangkutan tidak mememberikan dampak yang buruk bagi hidumu.

(2) setiap sosial media menyediakan fitur blokir, jadi kamu cukup menekan itu jika benar-benar merasa terganggu. Jadi membuatmu tidak perlu membuang energi untuk merasa kesal dan berujung menyindir yang bersangkutan. Bikin hidupmu lebih damai.

Sosial media selain untuk komunikasi juga sejatinya untuk hiburan, tapi jika malajan membuat kamu malah terbebani mungkin ada baiknya kamu mulai memikirkan seberala penting sosial media itu untukmu. Dan pertimbangkan untuk menon-aktifkan akin sosial media jika dirasa itu adalah keputusan terbaik.

Kamu berhak bahagia atas hidupmu sendiri. Dan hal itulah yang akhirnya aku dapatkan kini. Aku lebih bisa santai dalam menanggapi sesuatu. Semoga kamu pun bisa ya! Semangat dan berbahagia kamu. Kamu berhak untuk bahagia!

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

4 komentar untuk "Sosial Media Deactive Syndrom?"

  1. Saya dulu juga pernah mengalami hal yang sama Mbk.

    Males buka Facebook dan Twitter.

    Gak elas alasannya kenapa, yang jelas ya itu tadi males.

    Tetapi karena kangen pengen Sosmed lagi, akhirnya dibuka sampai sekarang.

    Lucu ya penyakitnya Sosmed Sindroome

    Salam dari Jember

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, lucu kan ya? :D

      salam kembali dari bogor

      Hapus
  2. Jadi ingat syndrom yang sama ketika sosmed (especially facebook) pertama kali muncul, euforia yang tercipta dan kebosanan yang mengikutinya. Fenomena ini semakin menarik, dengan adanya seorang yg introvert justru menemukan 'dunia'-nya, dan memperkuat ke-introvert-annya dengan banyaknya teman tanpa harus ketemu physically. mereka merasa lebih 'hidup', lebih merasa diterima. Terima kasih u/ kolom komentarnya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya dulu saya juga sempat terlibat di dalam euforia syndrom itu :D
      ya tapi sekarang2 ini malah kadang suka males u,uu

      terima kasih kembali atas komentarnya ^^

      Hapus