Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pada Jika Yang Telah Menemukan Akhirnya.

Selama nyaris tiga tahun lamanya, saya berusaha untuk mengerti entah untuk hal apapun itu. Khususnya saya berusaha untuk mengerti diri saya sendiri. Nyaris tiga tahun lamanya saya tetap berjalan maju, walau boleh dikatakan saya sering sekali menoleh ke belakang tanpa terhitung berapa banyak. Saya tahu, hidup terlalu berharga untuk saya sia-siakan. Dan nyaris tiga tahun lamanya pula, saya begitu mengerti yang namanya menikmati sekaligus memaknai yang namanya "kehidupan". 

Entah saya harus bersyukur berapa kali, rasanya saya tidak akan berhenti untuk merasa 'istimewa'. 
Kepada Tuhanku, Yang Maha Kuasa, pada semesta, pada entah, pada jika-jika yang selalu terkatup dalam langit-langit kamar. Pada perasaan menyebalkan yang mesti saya rasakan ketika dengan tak berdosa memutar lagu-lagu melow berulang kali tanpa bosan. Dan terakhir, pada kenangan yang membuat saya memiliki dua hal yang berbeda : Tertawa dan menangis karenanya.
Saya haturkan terima kasih yang begitu dalam. 


Pada sepersekian detik lain yang saya sisihkan hanya untuk mengenang, terima kasih! Sekali lagi, saya merasa seperti "hey, akhirnya... saya berhasil menerbangkan balon ke udara yang nyatanyaselama ini hanya cukup puas saya genggam tali pengikatnya dengan erat." 


source


Begitu bahagia rasanya, menyadari bahwa balon itu mungkin sudah merasa bosan selalu saya pegangi erat terus menerus. Dan saat balon itu akhirnya terbang bebas ke udara, rasanya begitu menyenangkan saat menyadari bahwa yang kamu perlukan hanya keberanian untuk mengalahkan segala egomu. Toh, balon yang selama ini kamu genggam dengan erat itu pun perlu mendapatkan kebaikan hatimu untuk memilih takdirnya sendiri. Soal, apakah balon  itu akan bahagia atau malah sebaliknya itu perkara nanti. Bukankah semua orang— bahkan benda mati seperti balon sekalipun telah memiliki takdirnya masing-masing, bukan? 

Terima kasih wahai kamu, diri saya, karena akhirnya, kamu telah berhasil mengendalikan dirimu dan egomu sendiri. Dan terima kasih juga pada takdir, yang membuat saya mengerti atas pertanyaan "sampai kapan?" yang selalu bergemuruh hebat dalam pikiran saya selama ini. Mungkin saat itu, Tuhan dan takdir sedang tersenyum sambil berkata, "bersabarlah, sejenak lagi."

Sekalipun, Jika itu menghampiri saya, itu bagian lain yang masih samar yang dinamakan takdir. 

Pada Jika Yang Telah Menemukan bagian lain dari akhirnya, selamat, perjalanan panjangmu baru akan dimulai.

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

Posting Komentar untuk "Pada Jika Yang Telah Menemukan Akhirnya."