Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Buku Tuhan Ada Di Hatimu

Review buku tuhan ada di hatimu husein jafar



Informasi Buku 

Judul buku: Tak di Ka'bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan

TUHAN ADA DI HATIMU

Penulis : Husein Ja'far Al-Hadar

Jumlah halaman: 207 halaman

Diterbitkan oleh Penerbit Noura Books

Cetakan ke-8, September 2011

ISBN: 978-623-242-147-9


Blurb

Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka'bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka'bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaaan dan kecintaan pada-Nya.


Review Buku Tuhan Ada di Hatimu


Buku Tuhan Ada di Hatimu yang ditulis oleh Husein Ja'far isinya tentang banyak hal. Tidak hanya soal Ketuhanan dan islam, tapi aspek kehidupan dan hubungan antar manusia. Saat membaca buku Tuhan Ada di Hatimu ini menghadirkan perasaan nyaman untukku. Aku memang sedang ingin menambah pengetahuan dan lebih mengenal tentang Tuhanku, akhirnya aku berjodoh dengan buku ini. Apalagi ternyata buku ini menjawab banyak hal yang aku pertanyakan dalam hidup beberapa waktu ke belakang ini.

Cara Habib Husein menyampaikan beragam topik bahasan yang sebetulnya berat ini dikemas dengan jauh lebih santai, ringan, dan santun bagi pembaca segala kalangan.  Aku baru kali ini membaca buku nonfiksi dengan rasa menyenangkan. Bahasannya pun dekat dan mudah dimengerti. Meski ada kutipan ayat-ayat Al-qur'an pun rasanya tidak seperti menggurui. Habib Husein tak menghadirkan jarak saat membahas beragam topik dalam buku ini. Malahan seperti mengajak pembaca sama-sama ikut merenung dan belajar bersama-sama untuk mengambil hikmah dari beragam pembahasan yang disampaikan.

Banyak hal yang dibahas dalam buku "Tuhan Ada di Hatimu" ini. Tidak hanya seputar Ketuhanan, tapi berbagai aspek kehidupan dan hubungan dengan manusia juga. Ada bahasan soal hijrah, akhlak, perbedaan pendapat, hingga soal HAM dan musik.


Selain hal itu, ada juga selipan cerita tentang sejarah yang membuat buku ini makin menarik untuk dibaca. Apalagi disampaikan dengan cara yang enak sekali untuk disimak. Buku Tuhan Ada di Hatimu pun mematahkan stigma kalau membaca perihal sejarah itu membosankan.

Setiap babnya ada kalimat-kalimat yang pengin banget aku tandain sebagai kalimat yang perlu diingat. Semua bab dan pembahasan yang ada dalam buku ini aku suka sekali. Setiap bab ada saja kalimat atau bahasan yang bikin aku mikir, terus abis itu bergumam, "oh iya ya. Ternyata begini ya...."

Meskipun keseluruhan isi dalam buku Tuhan Ada di Hatimu ini sangat menarik, tapi ada bahasan favoritku dan menjadi pengingat sekaligus jawaban atas pertanyaan yang sempat ada di hatiku terjawab di bagian prolog dengan judul "Tuhan Ada di Hatimu" dan ditutup dengan epilog dengan judul "Jadilah Ahli Zikir, Bukan Hanya Ahli Pikir".

Buku Tuhan Ada di Hatimu menjadi buku pertama dan pembuka yang aku baca di tahun 2022 ini. Memang sudah lama sekali aku tidak rutin membaca. Padahal dulu dalam setahun minimal 15 buku pasti aku baca. Semoga kebiasaan rutin membaca buku bisa kembali aku terapkan. Aamiin.


Kembali lagi ke pembahasan review buku Tuhan Ada di Hatimu... 

Menurutku, buku Tuhan Ada di Hatimu ini sangat menarik untuk dibaca oleh kita, apalagi saat lagi merasa dalam pencarian. Bisa juga dibaca bagi kita yang butuh pandangan untuk menjawab berbagai keraguan di hati sekaligus memberi pengetahuan dan perspektif lain soal hidup dan hubungan antara kita dengan Tuhan dan sesama manusia.


Kalimat-kalimat Menarik dalam buku "Tuhan Ada di Hatimu"


"Jika seseorang itu bukan saudaramu dalam agama, maka dia saudaramu dalam kemanusiaan." (Ali bin Abi Thalib)


"Rasakan Dia dalam lubuk hatimu yang terdalam. Di dalam hati itulah Tuhan ada."


"Pendapat kita benar, tapi bisa jadi mengandung kesalahan; sedangkan pendapat orang lain salah, tapi bisa jadi mengandung kebenaran."


"Kita memang terlanjur berlogika terbalik: hanya sibuk menuntut, lupa menunaikan. Menuntut hak, mengabaikan kewajiban."


"Sekiranya lenyap akhlak dalam diri seseorang, tiadalah nilai sebuah kehidupan walaupun disulami dengan beribu kemuliaan."


"Bumi ini sejatinya masjid. Berlaku kebaikan merupakan shalat. Mengusap-usap kepala anak yatim merupakan shalat. Memerangi kezaliman yang dilakukan orang-orang zalim juga merupakan shalat."



Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

Posting Komentar untuk "Review Buku Tuhan Ada Di Hatimu"