Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Kabarmu, tuan?

                    Hai tuan, apa kabarmu? Masih berkutat dalam kotak-kotak pikiranmu yang penuh dengan hal-hal yang seringkali tak kumengerti. Tak kupahami?
Hai tuan, septemberia sebentar lagi pergi, kuharap ia pergi membawa tawa kebahagiaan dan kesan tersendiri yang kelak dapat aku kenang lekat di dalam pikiran dan juga hatiku, dan bahwa septemberia tidak pergi dengan menenteng sepatu rusaknya, menangis sesenggukan bahwa dia telah terjatuh kemudian tak bisa bangkit sendiri lagi dengan menenteng handphone ditangannya dengan lagu "Wake Me Up When September Ends" yang selalu ia putar berulang-ulang dengan volume maksimal hingga membuat telinganya sakit dan bosan. Entahlah, Septemberia mungkin akan selalu begitu, ataukah akan berubah? Hei~! setiap makhluk perlukah dengan perubahan? Iya, perlu jika dirasa perubahan adalah sesuatu hal yang dapat membawa kepada kebaikan.
                     Tuan, apa kau tahu tentang sesuatu rahasia yang tak pernah septemberia ceritakan? Untuk kali ini, aku akan memberi tahu kepadamu. Ini tentang rahasia kita berdua saja, oke? Kita sudah janji kelingking ya, iya janji seperti anak kecil yang masih ingusan. Tapi janji kelingking begitu manis, ada polos dan sesutau komitmen besar di dalamnya. Jadi begini, tuan... Septemberia sesungguhnya selalu dekat dengan Oktoberi sedangkan Oktoberi dengan dengan novemberi. Dan tahukah kau, tuan.. Septemberi selalu takut sungguh jika harus behadapan dengan Oktoberi. Tidak, bukan karena Oktoberi memiliki badan tinggi kemudian wajah yang menyeramkan tapi Oktoberi itu adalah makhluk yang (seharusnya) indah tapi seringkali menakutkan. Banyak sekali yang sudah ditinggalkan oleh Oktoberi sekedar kesan atau pesan yang mendalam. Bukan lagi tentang perkenalan, bukan lagi tentang "Hai, aku menyukaimu" Tapi lebih tentang patah--tumbuh, terjatuh---bangkit, meninggalkan--ditinggalkan. Septemberia hanya tak bisa melupakan bahwa Oktoberi dan Novemberi adalah sepasang yang seharusnya saling berdampingan. Karena mereka hadir ke bumi secara bergantian. Lalu, septemberia adalah yang paling tua diantara mereka bertiga seharusnya. Tapi, septemberia seringkali takut menjadi tua. Bahwa, dia pada akhirnya akan merasa tidak bisa menangis dengan leluasa. Ya karena menangis itu adalah identik dengan akan-anak. Septemberia tidak akan bisa melakukan hal-hal konyol dan gila yang ia sukai seperti menyantap permen lolipop kesukaannya, memakan es krim kesukaannya. dan hal-hal lain karena itu semua akan menimbulkan komentar negatif bahwa septemberia adalah kekan-kanakan dan makhluk yang paling 'aneh'
                 Tidak peduli sekeras apa septemberia berusaha memaksa dirinya untuk bangun kemudian menyadari bahwa ini semua adalah mimpi, Septemberia harus sadari bahwa semua hal ini  nyata! Bukan hanya de javu semata bahkan bukan mimpi. Setiap hal, setiap kejadian, setiap langkah yang telah septemberia lalui adalah benar adanya dan menjadi sebuah proses dalam hidupnya. Sungguh tuan, Septemberia tidak akan pernah melupakan Oktoberi dan Novemberi hingga kapanpun. Septemberia tetap menganggap mereka adalah sahabat. Sahabat yang harus memang ia Sahabatkan, Bukan sahabat yang seharusnya ia musuhi. Karena, merekalah Septemberia ada. Karena merekalah Septemberia dapat belajar. Belajar tentang bagaimana mengenali dirinya sendiri, belajar bagaimana caranya untuk bangkit saat terjatuh, bagaimana caranya untuk tetap tersenyum dan lalu melewati hari-hari yang seringkali tidak normal menjadi normal..
Oktoberia, Kumohon Dewasakanlah Aku! Berilah Aku sedikit kemuliaan hatimu untuk memberikan kesan manismu. Aku tahu, Aku percaya, Tuhan Maha Adil.. Disetiap hal yang kurasakan adalah bagian daripada Rencana indah-Nya.. Kupercaya, Kuasa-Nya semua akan menjadi "INDAH PADA WAKTUNYA"

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

1 komentar untuk "Apa Kabarmu, tuan?"