Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kepada; Lelaki Bersepatu Abu-Abu itu

Kepada; Lelaki Bersepatu Abu-Abu itu



Lagi dan lagi, lelaki november kesekian yang kujumpai. Masih sama. Masih semisterius yang alami. Lelaki ini unik, barangkali itulah kesan pertama yang aku temui ketika menatap sosok lelaki ini. Lelaki yang boleh jadi usianya jauh berada diatasku, dewasa dalam gerak tubuhnya, sederhana dalam tingkahnya, gurat senyum sederhanyanya yang menawan. Rasa-rasanya jantungku berdetak dengan kencang. Seperti sebuah bola yang dengan mudahnya di gelindingkan oleh waktu. 

Aku masih ingat dengan jelas; bagaimana pandangan mata Aku dan lelaki bersepatu abu-abu itu saling beradu. Tak disengaja, bolehlah dibilang kebetulan. Atau, apakah hanya akal-akalan imajinasiku yang terlampau berlebihan? Rasanya, pertemuan kami bukanlah sebuah mimpi, barangkali juga bukan sebuah kebetulan yang tak pasti. Ya, setiap pertemuan pasti ada tali takdir di dalamnya.

Sejak pertemuan itu, rasanya aku menjadi sulit tidur, bahkan sulit untuk bernafas ketika mengingat senyuman itu. Sosok misterius yang aduhai, menawannya. Aku mengaguminya, agaknya terlalu kurang ajar bila aku katakan demikian. Siapalah aku? jika dibandingkan dengan dirinya? 

Agaknya kurang tahu diri, bagaimana mungkin aku jatuh hati jika kami tak pernah saling bersua dan mengetahui siapa kami satu sama lain?

Rasanya aneh sekali memang, tapi inilah hati... Ia selalu memiliki kejutan dahsyat yang tak terduga! 
BUM! Dalam sekejap saja aku langsung jatuh hati...
Bagai debu yang kau tinggalkan seusai kau sapu sekejap
Aku suka pemikiran cerdasnya, Aku suka sisi lain yang ia miliki, Aku suka tingkah dewasanya yang memang tak berlebihan sesuai dengan usianya. Aku suka sudut pandangnya walaupun sudut pandang dan pola pikir yang ia miliki tak mudah tertebak dan tak mudah untuk di pahami. 

Aku bahkan tak pandai merangkai kata, sekedar menanyai bagaimana kabarmu? Apakah harimu menyenangkan? Aku hanya dapat menjumpaimu lewat sajak-sajak dan syair-syair yang diam-diam selalu kau senandungkan dari balik kamarmu. Aku bahkan tahu, bahwa kau tak mungkin untuk melihat Aku berada disini. Bahwa diam-diam ada yang terjerembab dalam perasaan kagum yang berlebih. Aku bahkan tak pandai untuk menyuarakan isi hati, bahwa kau sungguh menarik hati. 

Bolehkah aku terus mengagumimu dalam indahnya diamku? 

Bolehkah aku terus mengagumimu dalam setiap larik sajak yang kau terbangkan bebas ke semesta? 

Bolehkah aku terus mengagumimu? Mengagumi segala hal tentang dirimu? 

Boleh jadi kau bahkan takkan mungkin menyadari, bahwa ada satu orang dari sekian banyak orang yang pasti mengagumimu juga? 

Aku bahkan tak pernah merasa segila ini, terlalu lancang untuk mencemburui puisi-puisi yang selalu kau temui dalam setiap tarikan nafasmu. 

Aku takkan pernah tahu sampai kapan aku akan terus menyimpan rasa ini? 

Rasa yang bahkan tak pernah aku terka dengan sekali kedipan mata; Rasa yang bahkan tak pernah bisa aku cegah; Rasa yang berlarian bebas... 

Kau tahu lah bagaimana rasanya mencintai? 

Pun, seperti itulah aku mencintaimu... 

Dengan sederhana, sesederhana kau mencintai setiap sajakmu..


Dari seseorang yang tak kau kenali, 
--Aku--
Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

2 komentar untuk "Kepada; Lelaki Bersepatu Abu-Abu itu"

  1. ciee~ kakak sedang kasmaran nih :)
    semoga bisa menjalaninya dengan baik yaah

    BalasHapus