Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Book Review Musim Dingin Di Osaka by Rin Akizakura

Judul buku : Musim Dingin di Oska : Ungkapan hati yang kau ragukan...
Penulis : Rin Akizakura
Editor : Kinnara 
Designer cover : Ferdika
Tebal : 180 Halaman
Penerbit : De TEENS
Tahun terbit : Cetakan pertama, November 2013

Blurb :

Mungkin aku bukan pria seperti dalam imajinasimu. Tapi, aku berjanji untuk selalu mencintaimu lebih dari yang pernah ada dalam imajinasimu. Aku akan menjadi pria yang kau inginkan.

Kenji, seorang pria yang lebih menyukai kesendirian dibandingkan keramaian. Sejak pindah dari Tokyo ke Osaka dua tahun yang lalu, ia bergabung dalam komunitas fotografi. Tujuan utama Kenji pindah, bukanlah semata-mata karena ingin tinggal di sana. Tapi, ada sesuatu yang dicarinya.


***
Adalah Yura seorang guru di Sebuah Taman kanak-kanak yang tinggal di Tokyo kemudian jatuh cinta pada sosok lelaki misterius bernama Kenji yang seorang fotografer dan penyendiri. Kenji memiliki seorang sahabat bernama Shiin yang dengannya-lah Kenji tinggal bersama di sebuah rumah. Kenji memiliki sebuah studio foto sedangkan Shiin memiliki sebuah toko aksesoris yang tak jauh dari studio foto milik Kenji di distrik Namba. Namun, Kenji lebih memilih untuk lebih banyak menghabiskan waktu di luar studio daripada di studio. Kenji sering mengunjungi Yura hampir setiap hari. Kemudian tanpa mereka sadari, benih-benih cinta mulai bermekaran di hati mereka bagaikan sebuah bunga sakura di musim semi *eaa* x))

Sosok Kenji sendiri pasti sosok impian cewek-cewek pada umumnya sih. Dingin, misterius tapi romantis. Lebih senang untuk mengungkapkan persaannya lewat tindakan bukan hanya sekedar kata-kata belaka.

Wohoo! Selesai juga baca novel ini. Ini adalah novel terbitan Divapress pertama yang saya baca. Kesan pertamanya sih cukup ramah dengan mata karena nggak tanggung-tanggung dong jarak spasinya 2 :p

Novel yang cukup 'ringan' menurut saya. Cocok untuk teman baca saat santai. Karena nggak bikin kamu sampe mengerutkan kening untuk sekedar memahami.


Kalau dari segi cerita sendiri sih asik, alurnya mengalir dengan apa adanya bahkan 'terlalu' cepat sih saya rasa, tapi ada bagian yang saya skip karena POV berceritanya menggunakan "Aku" sebagai si pencerita dari dua orang yang berbeda. Yura dan Kenji bergantian menceritakan cerita menurut pandangan mereka. Agak sedikit boring sih karena kejadian yang sudah dialami harus kembali di ceritakan lagi walau dengan sudut penceritaan yang berbeda tapi rentetan kejadiannya kan tetap sama :p
Beberapa saya masih menemukan typo :p

Dan berhubung ada kosakata jepang yang sudah saya ketahui begitu menemukannya dalam buku ini saya hanya perlu mengingat kembali artinya saja. Beberapa lainnya ada kosakata baru yang  baru saya ketahui dan lumayan bikin nambah pengetahuan baru aja. 

Ada sedikit bagian mengenai Lili--kucing peliharaannya Yura. Jujur saya agak terhibur dengan kehadiran Lili secara saya juga suka kucing xD
Saya tahu mengapa penulis memasukan bagian itu, entah cuma perasaan saya saja atau memang benar. Setahu saya sih penulisnya juga suka kucing dan punya kucing kan? :p *sotoy kumat*

Terus juga saya menikmati bagian-bagian saat mereka ke gunung fuji dan sungai okawa walau porsinya sedikit sekali. Saya juga sempat nggak menyangka di awal sih soal endingnya, saya baru menemukan puzzle clue-cluenya di bagian tengah menuju ending aja. Tapi agak spechless juga sih sama endingnya :D

Buat kamu yang mungkin suka sekali dengan jejepangan, barangkali novel ini bisa kamu baca~ Dialog-dialog ringan kadang konyol khas jepang deh. Pasti nggak asing lagi kalau kamu baca ini karena udah jadi 'ciri khas'  yang berbau asia (terlebih drama atau filmnya) entah itu jepang, korea, atau yang lainnya :D

Beberapa kalimat favorite saya :

"Apa kalian tahu? Anak-anak adalah makhluk yang paling polos. Mereka akan mengungkapkan apapun yang ada di dalam hatinya. Aku sangat menyukai mereka. Ketika mereka menyukai sesuatu, mereka akan menyukainya dengan tulus." (pg. 14)

"...Sebenarnya semua wanita itu memiliki keterampilan untuk memasak. Bukan hanya wanita, tetapi juga pria. Hanya saja, kemauan yang dimiliki orang itu berbeda-beda. Jika kau memiliki kemauan yang besar, tentu kau bisa melakukannya dengan baik." (pg. 67)

"...Bagiku, cinta itu sebuah rasa yang hanya bisa ditunjukan dengan sikap, bukan kata-kata klise yang kita contek dari para pujangga atau memberi setangkai mawar seperti dalam adegan drama." (pg. 174)

"Mungkin aku bukan pria seperti dalam imajinasimu. Tapi, aku berjanji untuk selalu mencintaimu lebih dari yang pernah ada dalam imajinasimu." (pg. 175)

"Ya, cinta memang tak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Jika kita mencintai seseorang, tanpa kata-kata pun kita akan menyadari rasa cinta yang mereka miliki untuk kita." (pg. 178)

Novel yang lumayan memuaskan bagi saya. Saya menyematkan 3 bintang untuk novel ini ^__^

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

4 komentar untuk "Book Review Musim Dingin Di Osaka by Rin Akizakura "

  1. Bener banget :D
    Aku memang suka bgt sama kucing, dan memelihara beberapa ekor kucing juga di rumah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu juga aku taunya pas nggak sengaja liat di beranda foto-foto kucingnya kak rin :p
      oh iya, makasih ya hadiah bukunya semoga suka sama reviewnya ^____^

      Hapus
  2. Asik aku pengin pinjeeem heheh btw, aku suka warna blog-mu yang baru ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. kesini atuh kamunya :p maaciw, aku juga suka :D

      Hapus