Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Book Review Shopaholic Ties The Knot #3 : Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga by Sophie Kinsella


Judul buku : Shopaholic Ties The Knot : Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga 
Penulis : Sophie Kinsella 
Alih Bahasa : Ade Dina Sigarlaki
Genre : Adult, Romance, Chicklit, Terjemahan
Tebal : 576 Halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan keempat, Januari 2011

Blurb : 
Hidup Becky Bloomwood sungguh mulus: dia punya pekerjaan yang menyenangkan, dia tinggal di apartemen Manhattan bersama pacarnya, Luke, dan mereka membuka rekening gabungan (walaupun belum sepakat apakah rok Miu Miu termasuk pos pengeluaran rumah tangga). 

Kemudian Luke melamarnya! Dan hidup Becky jadi rumit lagi. Ibunya ingin mereka menikah di Inggris, mengenakan gaun pengantinnya dulu. Ibu Luke ingin mereka menikah di Plaza Hotel New York, dengan pesta mewah, kue pengantin hebat, dan kado-kado luar biasa...

Becky harus mengambil keputusan--tapi sulit sekali! Waktu terus berjalan, padahal ada dua rencana yang sedang digodok di dua negara. Becky pun menyadari dia punya masalah besar...

***
Becky adalah seorang wanita dewasa yang bekerja sebagai konsultan fashion di Barneys yang tinggal bersama tunangannya Luke di sebuah apartemen di Manhattan New York. Luke sendiri memiliki perusahaan bernama Brandon Communications. Becky dan Luke akan menikah, namun menjelang pernikahannya banyak masalah bermunculan. Dari mulai keegoisan Becky yang tidak bisa menentukan akan menikah di Inggris atau di Amerika bahkan terjadi sampai 6 minggu menjelang pernikahan mereka, Juga konflik yang terjadi antara Luke dan Ibu kandungnya Elinor yang sudah terpisah sejak lama dengan Luke pasca orang tuanya bercerai. 

Sebuah rekor baru bagi saya bisa menyelesaikan buku setebal 576 halaman :D Ini buku ketiga dari seri Shopaholic sekaligus menjadi buku pertama karya Sophie Kinsella yang saya baca. Saya jatuh cinta dengan gaya penceritaannya Sophie Kinsella, begitu segar dengan humor-humor yang terselip di dalamnya juga pada kepiawaian Kinsella dalam meramu ide cerita, setting, dan penokohannya. Saya jatuh cinta pada sosok Becky, walaupun Becky ini suka kalap kalau lagi belanja hingga bikin Luke kesel xD tapi kadang pemikiran Becky (walau awalnya aneh) tapi kadang ada benernya juga :D
Saya menikmati jalan hidup Becky dalam buku ini, bagaimana dia menjalani hari-hari setelah bertunangan dengan Luke sekaligus menyiapkan pesta pernikahaannya. Selain kalap belanja, saat menjelang pesta pun Becky sempet kalap. Ia bahkan menginginkan dua pesta perinikahan sekaligus di dunia negara dan dua benua yang berbeda, antara di Oxshott Inggris dan New York karena Becky tidak berhasil memilih salah satunya. 



Selain pada karakter Becky, saya juga jatuh cinta pada Luke--tunangan Becky, Suze--Sahabat Becky, Mom dan Dad--Orang tua Becky yang begitu ajaibnya :D
Tidak banyak scene romantis antara Becky dan Luke memang, tapi saya cukup terkesan pada saat Luke melamar Becky untuk menikah dengannya di hari pernikahaan Suze. Agak konyol gimana gitu :D
ini nih scenenya xD : 
Buket itu melayang tinggi di udara, dan aku harus meloncat sedikit untuk menangkapnya. Buket itu lebih besar dan lebih berat dari perkiraanku, dan sejenak aku terpaku saja menatapnya, setengah gembira, setengah kesal pada Suze. 
Kemudian mataku terfokus. Dan aku melihat amplop kecil. Untuk Becky

Amplop untukku di buket Suze?
Aku menengadah bingung pada Suze, dan sambil senyum dia mengangguk ke arah amplop itu.

Dengan gemetar aku membuka kartunya, Ada sesuatu yang tebal di dalamnya. Ternyata...
Sebentuk cincin, yang dibungkus kain wol. Ada pesan dengan tulisan Luke. Disitu tertulis... Maukah Kau...
Aku terpaku tak percaya sambil berusaha menguasai diri, tapi dunia seolah berkilauan dan darah menderu kencang di kepalaku. 
Aku menengadah dengan linglung, dan kulihat Luke berjalan di antara kerumunan orang, wajahnya serius namun tatapannya hangat.
"Becky--"ujarnya, dan terdengar semua orang di halaman gereja menahan napas. "Maukah kau--"
"Ya! Yaaaaaa!" Kudengar suara itu melengking di udara sebelum aku menyadari aku sudah membuka mulut. Astaga, aku begitu emosional sehingga suaraku tak terdengar seperti suaraku sendiri. Bahkan suara itu lebih mirip suara...
Mum.
Ya ampun.
Ketika aku berbalik, kulihat Mum membekap mulut dengan ngeri. "Maaf!" bisiknya, dan terdengar gelak tawa orang-orang.
"Mrs Bloomwood, aku sangat tersanjung," ujar Luke sambil tersenyum. "Tapi aku tahu anda sudah ada yang punya."
Lalu dia menatapku lagi.
"Becky, kalau memang harus menunggu lima tahun, aku akan menunggu. Atau delapan tahu--atau bahkan sepuluh ." Dia diam sebentar, dan tak terdengar suara apapun kecuali desah angin yang menerbangkan confetti ke sekeliling halaman gereja. "Tapi kuharap suatu hari nanti--lebih segera, lebih baik lagi--apakah kau bersedia menikah denganku?"
Leherku tercekat, aku tak mampu bersuara. Aku menganguk kecil, dan Luke meraih tanganku. DIa membuka genggamanku dan mengambil cincin itu. Jantungku berdebar kencang. Luke ingin menikah denganku. Pasti dia sudah merencanakan semuanya. Tanpa mengatakan apa-apa.
Aku menatap cincin itu, dan pandanganku mulai kabur. Itu cincin emas antik dengan berlian tang diikat cakar mungil. Belum pernah aku melihat cincin seindah itu. Sempurna sekali.
"Bolehkah?"
"Ya," bisiku, dan mengamati Luke menyelipkan cincin itu di jariku. Dia menatapku lagi, matanya tampak lebih lebut daripada yang pernah kulihat, lalu dia menciumku, dan orang-orang bersorak-sorai.
Aku tak percaya. Aku sudah bertunangan. (Hal. 79-82)

Kalimat favorite dalam buku ini :

"Waktu kita di dunia ini terlalu singkat, Luke. Terlalu singkat. Dan ketika kita sudah mendekati ajal, mana yang lebih berarti? Sederet angka pada secarik kertas--atau cinta di antara dua insan? Menyadari angka-angka itu seimbang--atau menyadari bahwa kau sudah menjadi manusia yang kau inginkan?" (Hal. 120)

Saya terus membuka halaman demi halaman hingga akhirnya saya berhasil menyelesaikan buku setebal ini dan rasanya saya sulit untuk melepaskan diri dari buku ini, dari kisah hidup Becky. Saya jadi penasaran dengan seri yang lain. Walau banyak yang bilang setelah seri ketiganya Shopaholic menjadi kurang berkesan dari segi ceritanya. Ada untungnya juga sih saya baca seri ketiganya dulu karena saya penasaran dengan kelanjutan kisah hidup Becky pasca menikah juga cerita awal perkenalan antara Becky dan Luke hingga akhirnya mereka bertunangan. Saya mutlak menyematkan 5 bintang untuk buku ini. Dan dengan terpaksa saya menutup buku ini dengan perasaan puas dan bahagia! Ending yang menyenangkan walaupun saya masih penasaran dengan kelanjutan kisah hidup Becky dan Luke :D


Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

8 komentar untuk "Book Review Shopaholic Ties The Knot #3 : Si Gila Belanja Akhirnya Kawin Juga by Sophie Kinsella"

  1. Ini buku ketiga dari lanjutannya Confessions of a Shopaholic itu kah? :O Saya pernah baca yang Confessions itu dulu banget, masih awal-awal kuliah kalau nggak salah. Kaya'nya jelas buat perempuan sih bukunya, tapi waktu itu seingat saya juga kocak deh bukunya :D Pengen cari buku ketiga ini juga, hkeke.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu! saya malah belum baca awalnya malah langsung ke tengah xD
      Tapi ada hikmahnya juga sih saya baca dari tengah, soalnya yang saya baca di GR seri shopaholic dari ketiga sampe kesana nggak terlalu berkesan. Berhubung saya baca dari tengah ya saya penasaran aja sama cerita awal dan akhirnya deh :D
      Emang kocak banget, saya aja ngakak bacanya :D

      Hapus
  2. Review yang menarik.
    Aku ingin membacanya :O

    BalasHapus
  3. Waahhhh saya juga suka dengan kalimat itu Mbk. Emm akhirnya Becky dan Luke merayakan pernikahannya di dua negara dong...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Umm, saya nggak bisa jawab soalnya nanti jadi spoiler ceritanya :p

      Iya, kalimatnya bagus, terus juga dialog2nya juga seger karena ada humornya :D

      Hapus
  4. Aku belum pernah baca karya shopie kinsella hehehe pinjem atuh :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku aja baru pisan baca yang ini, tapi gayanya cukup asik kok. Sini makanya :P

      Hapus