Hallo semesta, hari yang sempat saya takutkan akhirnya datang juga. 04 Oktober, sekian puluh tahun yang lalu seorang bayi perempuan dilahirkan ke dunia oleh Ibunda yang begitu luar biasa hebatnya. Bayi perempuan itu adalah anak kedua yang kemudian merangkap naik jabatan menjadi anak pertama karena kakaknya telah dahulu pergi meninggalkan dia dan keluarganya setahun sebelum kelahirannya. Meskipun belum pernah bertemu dengan kakaknya, dan setelah sekian tahun lamanya tapi gadis itu tetap menyayangi kakaknya. Sempat terpikir sebuah penyesalan kenapa kakanya harus pergi lebih dahulu? Pada akhirnya dia mengerti dan memahami jika kakaknya ada, mungkin dia tidak akan menjadi seperti sekarang ini. Waktu terus berjalan, ibarat tunas, gadis itu pun tumbuh dan berkembang. Saat ini, dia sudah menjadi perempuan dewasa. Dan seperti sebuah tunas yang telah tumbuh menjadi pohon yang rindang dan tidak terlalu besar, maka semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang akan mendatangi.
Iya, gadis itu adalah saya. Gadis yang masih suka ragu-ragu dalam bertindak, gadis yang masih suka ceroboh, gadis yang dahulu sudah nyaris menjajal semua permainan dari mulai layangan, bola dan kelereng, gadis yang begitu melankolis dan terlalu peka sehingga seringkali menjadi lemah karena perasaannya sendiri. Gadis yang masih lebih menyukai kartun daripada sinetron. Gadis yang masih suka berkhayal walau imajinasi yang sekarang dimilikinya tidak seajaib sewaktu masih di kanak-kanak, gadis yang sempat sangat takut menjadi dewasa.