Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Drama Korea Itaewon Class (2020) : Timbal Balik Perbuatan Manusia dan Perjuangan Meraih Mimpi



Drama korea "Itaewon Class" (sumber foto: Asianwiki)

Selama masa di rumah aja beberapa bulan terakhir ini, aku jadi lebih sering maraton menonton beberapa drama korea. Alhasil jadi bisa buat tulisan review drama korea nih. Salah satu drama yang selesai kutonton adalah drama korea Itaewon Class yang diadaptasi dari webtoon. Drama korea ini tayang di JTBC dan disiarkan internasional di Netflix. Jadi, selain drama korea The Fiery Priest, aku juga berhasil menamatkan drama korea itaewon class ini setelah maju-mundur untuk menontonnya.

   Aku agak-agak punya kesan yang buruk sama beberapa drama korea adaptasi dari webtoon. Bukan karena ceritanya jelek atau apa lebih ke selera personal Aku aja yang ternyata tidak cocok denganku, tapi syukurlah Itaewon Class ini masuk dalam seleraku. Jadi, aku menontonnya pun suka dan membuat reviewnya jadi seru.

Informasi Drama Korea Itaewon Class


Judul                     : Itaewon Class

Sutradara              : Kim Sung Yoon

Penulis                  : Jo  Gwang Jin

Jumlah Episode     : 16 episode

Stasiun penyiaran : JTBC

Waktu tayang       :  Jumat & Sabtu jam 23.00 KST

Tanggal rilis          : 31 Januari – 21 Maret 2020


Sinopsis Itaewon Class

Itaewon Class bercerita mengenai Park Saeroyi yang di hari pertamanya sekolah terkena masalah karena membela satu orang teman sekelasnya yang dibully oleh Jang Geun Won. Ternyata ini berbuntut panjang karena Jang Geun Won anak dari seorang berpengaruh yang punya perusahaan Jangga Group. Saeroyi dikeluarkan dari sekolah dan bapaknya yang merupakan manajer di Perusahaan Jangga pun harus kehilangan pekerjaannya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja hingga suatu insiden datang menimpa Ayah Saeroyi hingga menewaskannya.

Saeroyi tentu saja merasa terpukul karena ayahnya adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki. Terlebih setelah Saeroyi tahu tentang penyebab kematian ayahnya. Dia semakin merasa amarahnya memuncak.

Dari situ dimulailah sejarah kelam antara Saeroyi dengan Jangga Group. Akhirnya Saeroyi memendam amarah dan dendam terhadap Presider Jang, Jang Geun Won, dan Perusahaan Jangga Group. Dimulailah kisah perjuangan Saeroyi meraih mimpi sekaligus membalas dendam yang dia miliki, salah satunya ingin mengalahkan Jangga Group.

Di perjalanannya membangun mimpi, dia bertemu dengan Jo Yiseo yang mengubah dirinya dan kehidupannya. Selain itu juga ada tokoh-tokoh lainnya yang membantu Saeroyi merasakan jatuh-bangunnya berjuang dan bekerja keras meraih mimpinya.




Pemain Drama Korea Itaewon Class



Geng Danbam








Jangga Group







Review  Drama Korea Itaewon Class


Beberapa hari maraton akhirnya berhasil mengakhiri episode terakhir dari drama korea Itaewon Class dengan perasaan aneh. Aku kayaknya baru kali ini deh merasa begini. Biasanya cuma dua kemungkinan yang Aku rasakan setiap menyelesaikan drama korea yang Aku tonton. Pertama, Aku mengakhiri drama yang Aku tonton dengan perasaan lega. Kedua, Aku mengakhiri drama yang Aku tonton dengan perasaan sebel. Entah karena penasaran banget tentang endingnya yang gantung, atau karena endingnya yang menyedihkan.

Nah, di drama korea Itaewon Class Aku merasakan perasaan yang aneh. Aku lega, tapi kenapa ada rasa ganjel. Drama korea Itaewon Class bagus banget, tapi entah kenapa perasaan Aku enggak bahagia-bahagia banget pas drama ini selesai. Tentu drama ini berkesan, tapi ada perasaan aneh aja gitu.

Aku juga bingung mendeskripsikan perasaan ini gimana. Ini drama bagus banget serius. Banyak pesan dan makna yang dalem juga, tapi kayak ada rasa-rasa enggak sreg sama beberapa hal. Sorry yaaa buat fans Itaewon Class garis keras, kalau pendapatku akan sulit diterima. Wkwkwk.

Apakah karena Aku dibikin bingung milih ya? Biasanya dalam drama korea dengan kisah percintaan Aku pasti akan gampang banget dukung satu pasangan. Walaupun mungkin kisahnya itu tentang kisah cinta segitia atau segiempat (?).

Dalam drama korea Itaewon Class ini kayaknya baru kali ini Aku bingung, enggak bisa memilih, dan perasaan Aku rasanya kayak diaduk-aduk.

Nonton drama korea Itaewon Class ini malah bikin Aku mikir ini coba, seandainya kamu adalah tokoh dalam drama korea IC itu, apa yang akan kamu lakukan di antara pilihan di bawah ini:

1.      Memilih orang dan bahagia dengan orang yang dengan sabar nungguin kamu?

2.     Memilih orang dan bahagia dengan orang yang menemanimu dari awal. Dari nol saat orang itu benar-benar tidak memiliki apa pun?


Atau

1. Memilih jadi orang yang menerima?

2. Memilih jadi orang yang rela mengorbankan apa pun?


Coba kamu bayangkan jadi aku, saat menonton drama Itaewon Class ini malah bikin aku memikirkan empat hal itu. Duh, memang aku tuh tipe pemikir banget. Apa-apa kudu banget dipikirin, yha. Ampun! XD

Dalam drama sepanjang 16 episode ini kamu akan seperti melihat "biografi" hidup Park Saeroyi. Dari mulai dia sekolah, saat dia menemukan mimpinya. Perjuangan awal mimpinya bermula di kedai kecil Danbam hingga akhirnya dia bisa sukses dan membalas "dendamnya".  Penonton bisa melihat bagaimana kisah jatuh-bangunnya Saeroyi membangun bisnisnya. Selain itu juga, penonton disuguhkan kisah kehidupan pribadi Saeroyi yang dihadapkan pada dilematis soal pilihan tentang cinta. Ketika dua wanita hebat ada di kehidupannya. 

Aku suka sama dua tokoh wanita hebat dalam drama ini. Aku bahkan enggak bisa benci sama salah satunya. Aku bahagia sama endingnya. Setiap tokoh kayak akhirnya menemukan tujuan atau titik balik kehidupan mereka. Terutama untuk Saeroyi dan Yi Seo. Mereka pantes banget mendapatkan itu atas hasil usaha dan bahkan pengorbanannya selama itu. Dan untuk So Ah yang akhirnya bisa berani mengambil langkah besar pilihan dalam hidupnya.

Sejak  awal kemunculannya, aku sudah menaruh rasa suka dan ketertarikan pada karakter Yiseo! Banget!

Aku suka juga sama apa adanya diri dia yang ditunjukan. Dia itu enggak berusaha berpura-pura jadi orang lain biar disukai orang. Dia malah menunjukan dirinya yang apa adanya. Justru di situ daya tariknya. Dia juga mandiri dan independen. Walau dia tuh hampir selalu nyebelin karena orangnya blak-blakan dan kayak enggak pedulian sama orang, tapi justru di situ daya tarik dia.

Yiseo bisa membantu orang untuk realistis dengan gaya blak-blakannya. Aku juga suka sama uniknya dia. Entah dari bakat ajaibnya, gaya berbusana dan rambutnya.

Aku suka kepercayaan diri dan keberaniannya Yiseo.  Karakter tokoh dia itu seperti membuktikan bahwa dengan berusaha keras dan percaya akan tujuan, hal yang terasa tidak mungkin pun bisa terwujud suatu hari nanti.

Aku tersentuh banget saat ada satu adegan yang nunjukin sisi lainnya Yiseo bahwa ternyata dia itu orang yang peduli banget sama orang lain dan bener-bener menjaga orang yang dia sayang.

Di sisi lain, Aku malah merasa kasian sama Soo Ah. Nungguin orang selama sekitar 10 tahun itu enggak gampang, lho. Walau mungkin dia agak-agak kejam sih sama Saeroyi yang Aku lihat kadang-kadang di beberapa adegan. Namun Soo Ah ini mungkin penggambaran wanita realistis. Dia tentu aja pengin ada sosok yang bisa diandalkan dalam hidup, termasuk dalam hal finansial. Terlebih dia kan hidup tanpa keluarga dan harus hidup di panti asuhan.

Kalau tokoh Soo Ah, Aku bangga sama sikap dan prinsip hidupnya yang walau enggak mudah dimengerti, tapi ternyata dia berhasil juga bertahan dalam berbagai kesulitan hidup yang dia alami. Walau sering juga dia harus agak 'mengalah' pada sesuatu yang harusnya bisa aja dia perjuangkan.

Sayangnya Soo Ah terlalu ragu-ragu dan tidak mudah melepaskan apa yang dia peroleh dengan susah payah. Dia juga menunjukkan sisi hebatnya dia, sebagai wanita yang mandiri, independen, dan berani, tapi sebenernya dia tuh rapuh.

Saat melihat Park Saeroyi memang agak-agak berkaca sama diri Aku sendiri aja. Yes, Royi itu tipe idealis yang penuh mimpi. Selalu mementingkan perasaan orang lain. Hidup menjunjung tinggi prinsip hidup yang diyakini selama ini. Punya pemikiran sendiri yang sering enggak realistis karena berdasarkan perasaan. Keras kepala juga.

Bedanya, Saeroyi lebih tahan banting dan enggak mudah menyerah. Sementara Aku emang gampang goyah dan gampang merasa ingin menyerah saat apa yang Aku mimpikan terasa sulit digapai. Bahkan ada beberapa mimpi yang akhirnya terpaksa harus Aku lepaskan begitu saja karena beberapa kondisi dan keadaan.

Kesan untuk drama korea Itaewon Class itu sepanjang episode, Aku merasa agak kurang sreg sama beberapa lompatan waktunya. Di sini Aku sebagai penonton dramanya ya, Aku belum pernah sama sekali baca webtoon Itaewon Class jadi ini pendapat berdasarkan apa yang Aku tonton saja. Jadi, please jangan mendebat. Pecuma, soalnya emang Aku bukan pembaca webtoonnya. Mungkin di webtoonya alur ceritanya malah normal dan tanpa lompatan waktu. Benar begini?

Tentu saja sebagai penonton drama korea Itaewon Class-nya saja, Aku merasa agak terganggu aja sih. Sebagai pembuat karya fiksi yang Aku yakini kalau ada lompatan waktu itu tuh dua hal. Pertama, si pembuat karyanya ingin menggambarkan banget keseluruhan peristiwa/kejadian/kehidupan tokohnya dengan sempurna. Kedua, si pembuat karya kebingungan akan alurnya akan dibawa ke mana. Akhirnya memutuskan untuk membuat lompatan waktu sebagai solusi.

Di dalam drama korea Itaewon Class ini, Aku merasa kalau mungkin penulis skenario, sutradara, dan tim ingin memberikan gambaran keseluruhan kehidupan seorang Park Saeroyi. Namun yang diterima Aku sebagai penonton adalah perasaan ganjel. Aku merasa jadi kayak baru aja Aku akrab dan nyaman sama salah satu alurnya. Eh, terus tahu-tahu 'dipaksa' buat langsung ganti ke alur lainnya yang kayak tiba-tiba aja gitu.

Aku jadi punya asumsi kalau mungkin karena kehidupan panjang seorang Park Saeroyi harus dipadatkan dalam 16 episode saja. Mungkin tanpa adanya beberapa lompatan waktu kisahnya Saeroyi bisa menghabiskan ratusan episode kayak sinetron Indonesia. Hahaha. Jadi yaudahlah ya berusaha Aku terima aja, walau ganjel.

Buat yang belum nonton pasti bingung ya baca kalimat Aku. Namun buat yang sudah nonton Aku rasa akan tahu apa maksud kalimat Aku soal lompatan waktu itu.

Tapi ya itu kan pendapat Aku pribadi, pasti banyak yang berbeda pendapat juga. Ya enggak apa-apa. Kan enggak semua pendapat harus sama, kan? :D

Sejujurnya, di dua episode awal Aku hampir menyerah enggak mau lanjut drama Itaewon Class ini. Aku enggak tahu rasanya cape aja gitu lihatnya. Entah mengapa. Kayak belum ada percikan hal greget yang menggigit dan membuat penasaran.

Beruntungnya, di episode selanjutnya dan seterusnya tokoh Yi Seo hadir dan mulai bikin Aku tertarik. Kehadiran Yiseo bagai oasis bagi Aku. Aku suka sama gaya songongnya dan aktingnya yang bagus. Aku merasa dia jadi pelengkap aktingnya Park Seo Joon, sekaligus pelengkap kisah Saeroyi jadi lebih menarik buat ditonton.

Walau kadang Aku merasa Sebel banget sama si Dedek rambut ombre ini. Wkwkwk. Hey, tolong yaaa kamu, anak songong, tapi swag kenapa kamu gemesin banget, sih! Hahaha.

Akting dan peran tokoh lainnya juga Aku merasanya bagus. Aku suka sih sama Geng Danbam; Hyun Yi, Seung Hwon, Geun Soo, dan Kim Toni. Suka sama rasa kekeluargaan mereka. Selain itu juga aku merasa porsi karakter mereka pas, tidak kurang dan tidak berlebihan juga.

Aku suka sama cerita perjuangan hidup Park Saeroyi yang penuh liku dan intrik, tapi sangat hangat karena kehadiran orang-orang di sekelilingnya. Aku suka dan benci sama Soo Ah di waktu yang bersamaan. Cuma entah ya liat Soo Ah Aku malah gagal fokus berasa liat karakter orang-orang di Zepetto yang berasal dari korea. Mukanya, makeup-nya, gaya rambutnya. Gaya pakaiannya. Duuuh.

Kesan dan Makna yang Didapatkan Setelah menonton Drama Korea Itaewon Class

Di dalam drama ini juga kayak menyerempet isu feminisme, transgender, dan rasisme. CMIIW, ya! Ini berdasarkan yang Aku lihat dan tahu saja saat menonton drama korea IC ini. Sepanjang menonton drama korea Itaewon Class ini dari pertengahan episode sampai ending Aku suka sekali drama korea ini. Aku suka juga ending dalam drama korea Itaewon Class ini.

Jadi kamu ini #TimSooAh atau #TimYiseo?

Kalau Aku tim golput. Yes, aku netral! Tak berpihak pada siapa pun. Camkan itu! Hahaha. Ya gimana ya Aku seneng Saeroyi sama Yiseo, tapi ada rasa sebel juga karena Soo Ah dibikin nelangsa gitu. Aku suka sama perjuangan Yiseo, sikap blak-blakannya, pengorbanannya, tapi Aku juga suka sama Soo Ah yang diem-diem menghanyutkan, tapi ngasih pukulan telak banget.

Yiseo bikin Saeroyi mengerti bahwa ada hal penting lain dalam hidupnya selain buat wujudkan mimpinya. Sementara Soo Ah jadi alasan awal yang bikin Saeroyi bertahan dan semangat buat wujudkan mimpinya di tengah keadaan sulit yang beberapa kali dia alami.

Andai saja Itaewon Class tanpa embel-embel bumbu percintaan, Aku merasa Yiseo dan Soo Ah patut Saeroyi pertahankan. Berani jamiiiin Aku!

Kenapaaaa?

Mereka berdua itu wanita hebat! Dua-duanya punya caranya sendiri untuk berkorban buat seorang bodoh berambut kastanye macem Saeroyi.

Andaaaai aja itu kisah persahabatan setipe Reply 1988 pasti manis banget. Seriusan! Jadi teh sama sekali tidak ada pihak-pihak yang mesti dikorbankan sebagai kaum yang tersakiti. Hiks. Drama korea memang kezaaaam. Salah satu hal formula yang mesti ada pasti kudu banget ada pihak yang tersakiti. Kesel akutuh. :(

Memang siiiih banyak drama korea yang berakhir bahagia.
Di dalam drama IC ini pun berakhir bahagia untuk semua karakter protagonisnya, tapi ya tetep aja kenapa Aku merasa ganjel ya. Wkwkwkwk.

Oh iya ada beberapa makna yang Aku dapatkan dari drama korea Itaewon Class ini sebagai berikut:

1.    Tentang timbal balik dalam kehidupan itu nyata. Saat kamu berbuat kejahatan, walau awalnya nampak berhasil dan menyenangkan, tapi "buah busuk" yang pada akhirnya akan kamu dapatkan. Kejahatan itu pasti berbalik jadi bumerang untuk dirimu sendiri.
Jika kamu berbuat kebaikan, jalannya pasti sangat sulit, terjal, penuh liku, dan tidak mudah. Pada akhirnya akan datang juga harinya di mana "buah manis dan ranum" akan kamu petik dari benih kebaikan yang kamu semaian.

2.  Belajar memiliki mental pantang menyerah dalam berusaha menggapai tujuan yang kamu punya di dalam hidup. Mungkin itu tujuan yang enggak mudah. Mungkin akan banyak orang yang meremehkan itu semua. Berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkan semua itu.

3. Dalam kehidupan, pentingnya menjunjung rasa kemanusiaan. Salah satunya, wajib sekali menghargai orang lain sebagai manusia. Sekalipun misalnya dia adalah bawahanmu, perlakukan dia dengan baik. Jika dia temanmu, maka perlakukan dia juga dengan baik, jangan pernah sekalipun memanfaatkan apalagi mengkhianati dia. Jika dia adalah keluarga, maka rangkul dia dengan baik.

4. Pentingnya menerapkan rasa "saling" dalam kehidupan. Saling memberi, jangan selalu jadi pihak yang menerima terus. Saling menghormati dan menghargai, jangan selalu jadi pihak yang maunya dihormati dan dihargai terus sementara kamu memperlakukan orang lain dengan tidak adil. Saling menjaga dan menyayangi. Saling percaya, dan saling membantu jika ada orang yang membutuhkan.

5.      Segala hal yang bersifat duniawi itu enggak kekal. Fana. Hanya sementara. Istilah yang aku yakini tuh bahwa semua hal yang ada di dunia hanya titipan dari Tuhan.
Entah itu uang atau kekayaan yang kamu miliki atau jabatan tinggi yang kamu punya sekarang. Suatu waktu akan hilang. Jadi jangan pernah sombong dan takabur.

6.      Berjuang bersama dan menemani seseorang dari nol dan mewujudkan mimpi bersama itu tuh menyenangkan.

7.     Menunggu seseorang itu sewajarnya. Saat kamu meunggu seseorang, tapi ternyata orang itu tidak memilih kamu, ya sudah kamu harus tetap semangat. Hidup harus tetap berjalan. Jadi harus bisa move on!
Jadi bagi barisan patah hati yang sulit move on, mari bergandengan tangan dan perlahan melangkah maju ke depan. Ayo, semangat. Kamu pasti bisa move on!

8.      Jaga dan hargailah orang yang sayang dan peduli padamu.
Jangan pernah menyesal akhirnya. Genggam erat tangan orang itu, jangan pernah lepaskan. Jangan sampai kehilangan orang terbaik seperti itu dalam hidup.

9. Jangan pernah gampang untuk meghakimi seseorang. Kita enggak pernah tahu bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Mungkin kita enggak tau keseluruhan perjuangannya untuk bertahan dalam hidupnya. Jadi yang kita lihat bisa aja "hanya" sebagian kecil dari hidupnya. Sementara sisi kehidupannya yang lain tidak kelihatan. Cukup berikan rasa empati, tanpa harus selalu menghakimi dengan mudah. 

10.   Dendam itu enggak akan pernah ada ujungnya. Pada akhirnya memaafkan jauh lebih baik dan bijaksana. Mungkin dendam dalam hal baik seperti ingin menunjukan sebuah pembuktian sih bagus ya. Setidaknya itu bisa jadi motivasi yang bisa membuatmu semakin bersemangat. Namun saat kamu terlarut dalam dendam itu sih yang bahaya. Hidup kamu enggak akan pernah tenang. Jadi memang baiknya ya memaafkan.


Hmm ... apalagi ya? Kayaknya sudah cukup karena sudah 10 poin. Udah banyaaak! Hahaha.

Drama Itaewon Class ini patut ditonton jika memang kamu suka sama drama romantis yang seru dan suka kalau termotivasi sama suatu hal atau perjalanan kehidupan seseorang. Menurutku kisah kehidupan Park Saeroyi ini menarik untuk dilihat dan dipetik hikmahnya. Itulah kesan yang bisa kamu dapatkan dari menonton drama korea Itaewon Class ini.

Walau kisah Park Saeroyi dan Yi Seo tak kalah gemas, tapi monmaap nih ya buat tim Saeroyi-YiSeo couple. Aku dapat kesimpulan, Aku tetep masih ada di kapalnya couple "Fight For My Way". Meski kapal itu enggak tahu akan berlabuh atau justru karam di dunia nyata. Walau sudah tiga tahun dramanya berlalu, Dongman-Aera ini tetap gemas maksimal bagi Aku. Enggak tau kenapa enggak bisa lupa sama mereka. Tetep bakalan ngeship Dongman-Aera! Wkwkwk.

Selain itu juga, Aku lihatnya Saeroyi sama Yi Seo ini malah kayak cocoknya jadi adek-kakakan aja masa. Aku enggak tau kenapa enggak bisa melihat chemistry hubungan mereka sebagai pria dan wanita. Apalagi ya melihat kemiripan wajah mereka juga berkat gaya potongan rambut berponi mereka. Walau Aku akuin ada beberapa adegan yang bikin Aku gemes sama Saeroyi-Yiseo. Tapi tidak, mereka cukup jadi oppa dan dongsaeng aja. Hihihi.

Jadi, kamu sudah nonton Itaewon Class belum? Dan tim mana yang kamu pilih?




_____

*Gambar : Asianwiki
Referensi Asianwiki

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

2 komentar untuk "Review Drama Korea Itaewon Class (2020) : Timbal Balik Perbuatan Manusia dan Perjuangan Meraih Mimpi"

  1. Oh kayaknya baguss ini film, kukira gara gara ada Class-nya, isinya drama sekolahan gitu, ternyata bukan ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya aku mengira hal yang sama sejujurnya. Hahahaha. Tapi bukan kok. Dramanya bagus kalau menurutku. Sila diliat:)

      Hapus