Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjelajahi Ragam Budaya Malaysia: 6 Rekomendasi Wisata Budaya di Malaysia



Selepas pandemi usai, Malaysia termasuk salah satu negara yang patut untuk dikunjungi, lho, teman-teman. Malaysia adalah salah satu negara dengan budaya dan penduduknya yang multikultural. 

Di sana dapat kita temui penduduk dengan etnis utama di Malaysia, yaitu Melayu, Tionghoa, dan India. Selain tiga etnis utama, di Malaysia juga ada penduduk etnis lain, seperti orang asli (yang biasa ditemui di Semenanjung Malaysia), suku Kadazan Dusun (kelompok etnis terbesar yang ada di Sabah), Bajau (kelompok etnis terbesar kedua di Sabah), Murut (kelompok etnis terbesar ketiga di Sabah), Iban (kelompok etnis mayoritas yang ada di Sarawak), Bidayuh (kelompok etnis yang mendiami daerah pegunungan di Sarawak), dan Orang Ulu (dikenal juga sebagai suku hulu di Sarawak). 

Berkunjung ke Malaysia untuk melihat langsung bagaimana keberagaman dan perbedaan bisa berjalan berdampingan membentuk sebuah keselarasan harmoni yang indah. Pastilah jadi pengalaman yang menarik, berkesan dan tak terlupakan. 

Alasan itulah yang mendasariku untuk menjatuhkan pilihan perjalanan ke Malaysia. Apalagi nih ya Negeri Jiran ini dekat dengan Indonesia. Pilihan moda transportasinya pun jadi jauh lebih beragam. Teman-teman di Indonesia juga bisa melakukan perjalanan melalui jalur udara maupun laut yang bisa disesuaikan dengan domisili dan kebutuhan. 

Kalau bagiku, ke Malaysia itu bisa jadi langkah awal dari catatan pengalaman perjalananku yang selama ini memang belum pernah ke luar negeri sama sekali. Selain itu, Malaysia sering disebut sebagai negara  yang serumpun dengan Indonesia. Pasti rasanya seperti bukan datang ke negara lain, tapi seperti datang berkunjung ke tempat saudara sendiri. Menarik pasti! 

Sejak menjatuhkan pilihan rencana liburan itu, aku mulai banyak mengulik dan mencari tahu lebih dalam tentang Malaysia. Setelah agak lama berselancar di mesin penelusuran internet, pandanganku yang kala itu menatap layar ponsel dengan intens sempat terhenti sejenak. Tepat setelah aku membaca informasi tentang lokasi wisata yang berpotensi membuatku bisa melihat, merasakan, dan mempelajari budaya yang ada di Malaysia. 

Berikut ini ada 6 lokasi wisata budaya yang menarik yang bisa dikunjungi saat liburan ke Malaysia (dan menjadi wishlist liburanku):

1. Kampong Bharu (Kampung Baru) 

Kampung Baru Malaysia ada di jantung kota Kuala Lumpur. Lokasi wilayah ini tidak jauh dari Menara Kembar Petronas dan Menara Kuala Lumpur. Melihat dari fotonya saja membuatku tertarik untuk datang dan jalan-jalan berkeliling di area perkampungan baru ini.

Potret salah satu rumah tradisional khas Melayu yang ada di Kampung Baru Malaysia (sumber gambar: wikipedia)



Di Kampong Bharu masih terdapat bangunan rumah panggung kayu tradisional Melayu. Sementara itu, di sekelilingnya terdapat gedung-gedung modern. Oh iya, sekilas bangunan rumah tradisionalnya itu kulihat mirip seperti rumah opah di kartun upin ipin yang kutonton saat menemani ponakanku. 



Dilansir dari wikipedia.org, pada tahun 1900, administrator kolonial Inggris menetapkan Kampong Bharu sebagai pemukiman pertanian Melayu. Hal itu dilakukan bertujuan untuk memungkinkan orang Melayu mempertahankan gaya hidup tradisional ala desanya meskipun letak desanya itu ada di dalam kota. Sejak saat itu, Kampong Bharu menentang pembangunan dan kehidupan modern ala perkotaan, dan itu berubah menjadi simbol politik budaya Melayu. 


Nuansa tradisional perkampungan yang berdampingan dengan modernnya kota Kuala Lumpur, Malaysia (Sumber gambar: fuadfahmi/instagram)


Dari informasi itu, aku jadi tahu kalau ternyata Kampong Bharu merekam jejak sejarah sejak jaman penjajahan Inggris dulu dan nuansa tradisional yang dimiliki itu dijaga dengan baik oleh warga yang tinggal di sana hingga kini.

Oh iya, selain bangunan rumah tradisional khas Melayu, di Kampong Bharu terdapat dua tempat yang menjadi landmark terkenal yang merupakan tempat ibadah yaitu Masjid Jamek dan Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa. 

Masjid Jamek Kampung Baru (Sumber gambar: MAG GR/ google maps)

Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa (sumber gambar: Akmal Bajwa/Google maps) 

Jarak Masjid Jamek dan Kuil Sikh Guru Nanak Darbar Tatt Khalsa hanya sekitar 500 meter. Ini salah satu yang menarik juga dilihat di Kampong Bharu di mana perbedaan bisa berjalan berdampingan dengan baik. 


Meskipun nuansa asli dan tradisionalnya tetap dipertahankan dengan baik hingga kini oleh masyarakatnya, ternyata saat ini Kampong Bharu berjalan berdampingan dengan pembangunan modern. 

Pintasan Saloma (Sumber gambar: Kampongbharu/instagram)



Di wilayah Kampong Bharu kini telah dibangun Pintasan Saloma (Saloma Link). Jembatan pedestrian yang terlihat modern sepanjang 69 meter ini menghubungan Kampung Bharu di sisi barat laut dengan Menara Kembar Petronas yang merupakan pusat kota Kuala Lumpur yang berada di sisi tenggara. 

Sebelumnya, kedua tempat ini dipisahkan oleh Sungai Klang. Dengan adanya Pintasan Saloma, kedua tempat ini bisa saling terhubung dan lebih mudah dijangkau. Jaraknya dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki sekitar 15 menit. 

Bentuk Pintasan Saloma terlihat seperti sebuah lorong dengan gaya arsitektur yang modern. Desain jembatan ini terlihat begitu modern dan menarik minat orang-orang untuk datang dan mengabadikannya dalam foto. 


Cantiknya Pintasan Saloma (sumber gambar: hearthpatrick/instagram)



Dari informasi yang aku baca, desain jembatan ini terinspirasi dari Sirih Junjung. 

Sirih Junjung adalah susunan daun sirih yang merupakan adat budaya bagi masyarakat Melayu, biasanya dijadikan sebagai hantaran dalam pernikahan dan upacara penyambutan. Sirih Junjung juga merupakan simbol persatuan. 

Ternyata di tengah desainnya yang tampak modern, Pintasan Saloma tetap ada nilai budaya yang mendasarinya. Keren! 

Jika pagi hingga siang pengunjung bisa melihat betapa modernnya jembatan ini. Sementara itu, saat malam tiba di jembatan ini dihiasi pencahayaan lampu yang cantik. 

Menurutku hal menarik yang bisa aku dapatkan saat datang ke sana adalah saat menyaksikan langsung unsur tradisional yang masih terus dijaga dengan apik oleh warga dan modern perkotaan bisa berpadu menjadi pesona harmoni yang menarik.


2. Brickfield (Little India) 

Sejak masih di sekolah dasar, aku suka sekali dengan Sharukhan gara-gara menonton film Kuch Kuch Hota Hai. Bahkan hingga kini film itu dinobatkan sebagai film favoritku sepanjang masa. Alasan itulah yang membuatku menjatuhkan pilihan untuk pergi Brickfield jika bisa berkunjung ke Malaysia. 

Little India Brickfield Malaysia (sumber gambar: gracethang2/instagram)



Brickfield disebut sebagai Little India karena memang sebagian besar warganya adalah etnis India. Di sana terdapat kawasan pertokoan dan restoran yang menjual barang-barang maupun makanan khas dari India. Tak heran jika memang suasana yang terlihat benar-benar khas India. Melihat bagaimana suasana Brickfield dari foto, saya seperti tidak menyangka jika lokasi itu ternyata ada di Malaysia. 

Di wilayah Brickfield, tepatnya di Jalan Berhala terdapat Temple of Fine Arts. Di sana bagi siapa pun yang tertarik bisa mengenal lebih jauh tentang seni dan kebudayaan India, seperti musik dan tari. 

Sama seperti Kampong Bharu, Brickfield juga memiliki tempat beribadah dengan desain bangunan yang khas dan menarik untuk dilihat seperti Vihara Budha Maha yang sudah dibangun sejak 1895, Katedral Zion (ELCM), Kelenteng Sam Kow Tong, dan kuil hindu Sri Kandaswamy. Lagi-lagi aku bisa melihat secara langsung bagaimana keberagaman yang bisa berjalan berdampingan dengan baik. 


3. Thean Hou Temple 

Thean Hou Temple berlokasi di 65, Persiaran Endah, Taman Persiaran Desa, 50460 Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Malaysia. 

Thean Hou Temple (sumber gambar: theanhoutemple_kl/instagram)



Thean Hou Temple adalah kuil enam tingkat yang berada di tanah seluas 1,67 hektar (6,578 m²) di puncak Robson Heights di Lorong Bellamy, menghadap ke Jalan Syed Putra. Kuil ini digunakan untuk menyembah Dewi Laut Mazu yang ada dalam mitologi Cina. 

Kuil Thean Hou selesai dibangun pada tahun 1987, kemudian secara resmi dibuka untuk umum pada tahun 1989. 

Bangunan Kuil Thean Hou ini terlihat megah dengan desain ornamen otentik tradisional khas Cina yang detail dan banyak dihiasi warna khas merah di berbagai sudut kuil. 

Thean Hou Temple saat malam hari (sumber gambar: Theanhoutemple/google maps)



Saat tahun baru Imlek, lampion-lampion yang dipasang pun menambah kecantikan bangunan kuil jika dilihat di malam hari. Selain dapat mengagumi indahnya bangunan kuil, pengunjung pun bisa melihat kota Kuala Lumpur dari kejauhan. 

Oh iya, para pengunjung juga bisa, lho melihat kegiatan budaya di Kuil Thean Hou pada saat Festival Musim Gugur Tahunan dan perayataan Tahun Baru Imlek. Sementara itu, bagi pengunjung yang tertarik memperlajari kegiatan seni bela diri tradisional asal Tiongkok seperti kelas Wushu, Qigong, dan Taichi.


4. Mengenal lebih dekat kebudayaan Malaysia di 3 Desa Budaya di Malaysia 

Di Malaysia ada beberapa desa budaya menarik yang bisa dikunjungi, tapi ada tiga lokasi desa wisata berbasis budaya yang patut dikunjungi, apalagi bisa dijadikan wahana edukasi juga bagi anak-anak. Cocok untuk wisata keluarga. Tiga desa wisata budaya itu adalah sebagai berikut: 


-The Malay Cultural Village Sdn Bdn (TMCVSB), Johor Baharu 

The Malay Cultural Village Sdn Bdn (TMCVSB) adalah pusat kesenian dan kebudayaan yang ada di Johor Baru, tepatnya berlokasi di 33A, Jalan Petaling, Kawasan Perindustrian Larkin, 80350 Johor Bahru, Johor, Malaysia. 

The Malay Cultural Village Johor Baharu (sumber gambar: gracehk/instagram)


Di pusat kebudayaan ini menggambarkan tiga etnis utama yang ada di Johor. Beragam program kebudayaan bisa dilihat dan dilakukan oleh pengunjung di lokasi wisata ini. 

TMCVSB terdapat galeri museum hidup yang menampilkan replika bangunan lengkap dengan isinya. Ada juga pameran pakaian tradisional pengantin Tionghoa, Melayu, dan India. Selain itu, para pengunjung bisa melihat beragam penampilan tari dan dapat belajar melakukan beragam kegiatan kerajian tangan seperti membuat teh tarik, membuat roti canai, membuat sabun, dan kegiatan menarik lainnya.


-Mari Mari Cultural Village 

Mari Mari Cultural Village (MMCV) adalah desa budaya yang berlokasi di Jalan Kionsom, Inanam, 88450, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. 

Mari Mari Cultural Village (sumber gambar: mmcv.official/instagram)



Di desa budaya ini menawarkan informasi tentang kekayaan budaya yang ada di Sabah. Tak hanya informasi yang didapat, Di Mari Mari Cultural Village para pengunjung bisa melihat dan merasakan langsung keberadaan budaya dari suku-suku yang ada di Sabah, seperti bangunan rumah-rumah tradisional yang khas, pakaian tradisional yang dipakai oleh penduduk, beragam keterampilan tradisional yang dimiliki lima kelompok etnis utama yang ada di Sabah, kegiatan sehari-hari penduduk desa, dan penampilan budaya yang dibawakan oleh penduduk. 

Pengunjung desa pun bisa lebih mengenal pekerjaan tradisional dari suku yang ada di sana seperti petani dan pedagang dari suku Dusun dan Rungus, Pemburu dan nelayan dari suku Lundayeh, para koboi dan gipsi laut dari suku Bajau, dan Pejuang dari suku Murut yang terkenal ditakuti.

Keuntungan lain berkunjung ke Mari Mari Cultural Village adalah pengunjung bisa sekaligus menikmati pesona wisata alam Sabah yang masih asri sehingga bisa menenangkan jiwa dan melepas penat.

-Kampung Budaya Sarawak (Sarawak Cultural Village)


Kampung Budaya Sarawak adalah museum hidup yang berlokasi di Beach Resort, 93762, Kuching, Sarawak, Malaysia.

Kampung Budaya Sarawak (sumber gambar: yosoykamal/instagram)



Di Kampung Budaya Sarawak, para pengunjung bisa melihat berbagai rumah tradisional dari berbagai suku yang ada di Malaysia dan mempelajari budaya yang ada. Selain itu, di kampung budaya ini juga diadakan pertunjukan tarian khas dari berbagai suku di Malaysia. 

Beragam rumah-rumah khas dari berbagai suku yang ada di Kampung Budaya Sarawak yaitu Bidayung Longhouse, Iban Longhouse, Orang Ulu Longhouse, Chinesse Farmhouse, Melanau Tall House, Malay House, dan Penan Hut (tempat untuk melihat pembuatan sumpitan).


Sudah puas berjalan-jalan sambil belajar dan mengenal beragam kebudayaan yang ada di Malaysia, kita juga bisa sambil liburan sehat di Malaysia, lho! 

Kok bisa? 

Tentu bisa! Soalnya ada Malaysia HealthCare Travel Council (MHTC) yang bisa memudahkan kita untuk merencanakan perjalanan medis di Malaysia. Mari, aku ajak temen-temen untuk lebih mengenal tentang MHTC ini.


Kenalan dengan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) 

Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) (sumber gambar: mhtc/website) 



Tak kenal maka tak sayang. Yuk, kenalan lebih jauh tentang Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Jadi apa ya sebenarnya MHTC itu? 

Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) adalah sebuah organisasi perwakilan yang menaungi 69 rumah sakit swasta di Malaysia. Organisasi yang bergerak di bidang kesehatan ini didirikan oleh Kementerian Kesehatan Malaysia. 

MHTC juga bertugas sebagai pusat informasi dan fasilitator yang diperuntukan bagi pasien-pasien dari Indonesia dan negara lain di luar Malaysia yang ingin berobat dan membutuhkan seluruh informasi tentang berobat di Malaysia. 

Rumah sakit di bawah naungan MHTC tersebar di berbagai wilayah di Malaysia, seperti Kuala Lumpur, Penang, Melaka, Sabah, Sarawak, Johor, Selangor, Pahang, Negeri Sembilan, Kedah, Pahang, Perak, dan Kelantan. 

Malaysia  Healthcare Travel Council (MHTC) berkantor pusat di Kuala  Lumpur, Malaysia. Selain memiliki perwakilan di Indonesia, MHTC juga memiliki perwakilan di negara China, Myanmar, dan Vietnam.

Alur pelayanan dari MHTC



Layanan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) 

Sebelum pasien datang ke Malaysia, MHTC memberikan layanan sebagai berikut: 

1. Merekomendasi rumah sakit terbaik di Malaysia yang didukung oleh tenaga medis yang berpengalaman dan profesional. 

Wah, poin pertama ini menarik, ya. Jadi bisa memudahkan calon pasien untuk memilih rumah sakit terbaik dan sesuai kebutuhan. Apalagi nih biaya konsultasinya itu gratis! Jadi bisa nanya sebanyak-banyaknya dan sepuasnya, sehingga datang ke Malaysia nanti sudah penuh dengan bekal ilmu yang didapat dari konsultasi dengan MHTC.

2. Memberikan kemudahan untuk membuat jadwal kunjungan dokter di rumah sakit pilihan.

Ini yang penting, nih! Calon pasien tidak perlu untuk datang jauh-jauh ke Malaysia hanya untuk sekadar melihat jadwal kemudian membuat jadwal kunjungan dengan dokter. Datang ke Malaysianya jika memang telah benae-benar mendapatkan jadwal fix kunjungan, sehingga lebih efektif dan efisien dalam waktu dan biaya, bukan?

3. Memberikan informasi estimasi biaya perawatan dan pengobatan rumah sakit di Malaysia sesuai dengan kebutuhan. 

Ini juga yang tidak kalah penting dibanding dua poin yang sudah dijabarkan sebelumnya. Biaya memang jadi salah satu syarat utama. Hal ini menguntungkan sekali bagi calon pasien agar bisa mempersiapkan biaya yang sesuai dengan kebutuhan tanpa khawatir biaya yang dikeluarkan akan membengkak di akhir pengobatan. 

Sedikit cerita, aku punya pengalaman kurang menyenangkan saat adikkudirawat dan rumah sakit kurang transparan dalam memberikan informasi perihal estimasi biaya, tahu-tahu biaya perawatan pengobatan adik membengkak, beruntung saat itu ditanggung asuransi. Nah, dengan layanan dari Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) ini pasien dan keluarga pasien tidak perlu was-was karena bisa tahu duluan soal estimasi biayanya. Jadinya bisa lebih mempersiapkan diri dan dana.


Kalau tadi layanan yang diberikan sebelum datang ke Malaysia. Di poin selanjutnya adalah layanan yang diberikan MHTC setibanya pasien di Malaysia.

4. Setelah tiba di Malaysia, MHTC masih terus mendampingi calon pasien dengan layanan Malaysia Healthcare Meet and Greet Service (MGS) di Malaysia Healthcare Concierge & Lounge 

Salah satu layanan Malaysia Healthcare Concierge & Lounge di KLIA



Malaysia Healthcare Concierge & Lounge sebagai penyedia layanan end-to-end (menyeluruh) bagi mereka yang ingin melakukan wisata kesehatan setibanya di Malaysia.

Di layanan ini untuk mempermudah calon pasien mendapatkan informasi sekaligus menjadi tempat menunggu yang nyaman bagi pasien setibanya di Malaysia sampai mendapatkan transportasi dan akomodasi.

Layanan MGS ini termasuk layanan penjemputan pengawalan pribadi saat kedatangan di bandara Malaysia, dan mempercepat proses perizinan visa saat kedatangan. Jadi bebas menunggu lama. Ini sih yang bikin kagum. Beberapa kali aku melihat sendiri pasien-pasien yang harus menunggu antrian giliran berobat yang memakan waktu lama, wajah mereka sudah terlihat lelah, tapi mereka seakan tidak punya pilihan selain bersabar menunggu. Sementara layanan dari MHTC ini jadi layanan visioner yang menguntungkan bagi pasien maupun keluarga pasien yang mememani.

Malaysia Concierge & Lounge (MCL) ada di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 (KLIA2) dan Bandara Internasional Penang (PIA) yang menjadi titik kontak pertama bagi banyak orang dalam perjalanan kesehatan di Malaysia.



Alasan untuk Memilih Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC)

1. Menjelajahi sekitar 

Ada sekitar 69 mitra rumah sakit swasta di bawah naungan yang tersebar di berbagai wilayah di Malaysia. Jadi setelah melakukan pengobatan atau setelah menemani keluarga berobat, keluarga dan pasien bisa juga sambil jalan-jalan ke tempat wisata menarik yang lokasinya tidak jauh dari rumah sakit. Atau bisa juga datang ke lokasi wisata budaya yang aku rekomendasikan.

2. Fasilitas Berkualitas 

Fasilitas kesehatan di Malaysia sudah tidak diragukan lagi, terlebih menggunakan teknologi canggih dan temaga medis yang profesional dan berpengalaman. Rumah sakit swasta di Malaysia juga mempunyai kualitas dan standar yang diatur secara ketat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.


3. Pilihan Wisata yang Beragam

Di Malaysia banyak hal seru untuk dilakukan, tinggal pilih mana yang sesuai kebutuhan. Ada wisata kota, wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner. Beragam festival pun ada di Malaysia yang menarik untuk dilihat. Sehabis fokus berobat, setelahnya bisa langsung menenangkan pikiran dengan jalan-jalan.



4. Harga Terjangkau 

Layanan konsultasi dari MHTC gratis, harga berobat di Malaysia relatif terjangkau karena Kementrian Kesehatan Malaysia memberlakukan batas tarif tertinggi untuk perawatan kesehatan, dan untuk biaya perjalanan seperti pesawat pun relatif lebih murah jika ditempuh dari Indonesia.

5. Jarak Dekat

Jarak Indonesia dan Malaysia yang dapat ditempuh dalam hitungan beberapa jam saja. Pilihan penerbangan yang beragam dari berbagai kota di Indonesia ke berbagai kota di Malaysia menjadikan salah satu keuntungan untuk menghemat waktu dan biaya perjalanan juga. 


Nah, aku sudah memberikan informasi berbagai wisata budaya seru yang bisa dikunjungi saat di Malaysia plus memberikan informasi juga tentang Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), nih. Menurut temen-temen gimana? Mengenal Budaya di Malaysia memang seru dan menarik, ya? Setuju kan, teman-teman? 

Apalagi nih saat bisa berkunjung ke Malaysia nanti ternyata aku tidak hanya dapat menikmati pesona keberagaman budaya yang ada di sana, tetapi aku juga bisa belajar kalau toleransi bisa membentuk sebuah keharmonisan yang baik dan melahirkan persatuan.

Pengalaman perjalananku nanti juga bakalan tambah seru karena bisa tetap #LiburanSehat dong dengan melakukan wisata medis di Malaysia. Aku sih pengin banget mencoba untuk merasakan fasilitas layanan kesehatan dari MHTC dengan melakukan medical check up sambil melihat teknologi canggih rumah sakit swasta di Malaysia nanti.


Oh iya, kalau teman-teman ingin berkenalan lebih dekat  dengan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), sekaligus ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang layanan dari MHTC bisa langsung saja cek ke  laman website www.medicaltourismmalaysia.id dan jangan lupa juga untuk ikuti akun instagram @medtourismmy.id ya agar terus mendapat kabar terbaru  seputar layanan kesehatan dari MHTC.

Selamat menjelajahi budaya di Malaysia sambil tetap liburan sehat, ya, Teman-teman!



Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

20 komentar untuk "Menjelajahi Ragam Budaya Malaysia: 6 Rekomendasi Wisata Budaya di Malaysia "

  1. Asik yaaa kalo halan2 ke Malaysia.
    Budayanya lengkaapp, trus bisa enjoy kulineran
    dan yang patut digarisbawahi, fasilitas kesehatan dan pengobatannya super duper mumpuni.
    Keren nih

    BalasHapus
  2. waah, banyak pilihannya kalau mau jalan jalan ke Malaysia.Enak kalau liburan ke sana, selain dekat juga kursnya enggak beda jauh...

    BalasHapus
  3. wah tempat-tempat yang bisa dikunjungi cukup banyak ya dan semuanya cukup menarik selain itu selain berlibur juga bisa sekalian berobat

    BalasHapus
  4. Pernah sekali ke Kuala Lumpur dan kalau ada rezeki lagi pengen mengunjungi kota lain di Malaysia seperti Sabah

    BalasHapus
  5. waahhhh banyak sekali lokasi wisata yang menyenangkan untuk dikunjungi sekaligus juga bisa cek cek kesehatan. Jadi sekalian traveling sekalian tahu juga kondisi kesehatan kita. kece sih ini

    BalasHapus
  6. waw udah lama aku nggak mampir ke sini

    keren juga ya yang di kampung baru
    warna rumahnya serasi, perpaduan 2 warna yang warnanya estetik banget

    BalasHapus
  7. dari tempat-tempat diatas saya baru di Menara Kembar petronas aja mba.. Sisanya belum pernah sama sekali. Semoga pandemi segera berakhir dan kita semua dapat wisata kembali.. Saya sih pengen ke Malaysia tapi ke Legoland mba

    BalasHapus
  8. Jembatan pintasan saloma cocok buat foto ootd ya kak..
    Jadi pengen kesana.. Doain ya kak.. Amiin..

    BalasHapus
  9. Di antarasemua reomendasi, yang paling saya pengen ke sana adalah Kampung Baru. Bisa melihat Melayu versi lama. Sekarang sulit dicari. Dan uniknya bersebelahan dengan daerah kosmopolitannya Malaysia. Keren sih. Semoga bisa ke sana

    BalasHapus
  10. Dulu aku ke malay karena urusan kerjaan, jadi gak banyak yg bisa
    Dikunjungi padahal banyak banget spot menarik ya

    BalasHapus
  11. Wisata budaya di Malaysia itu kental dengan kemelayuannya ya. Meski padahal sekarang negaranya sudah banyak masuk etnis internasional, jejak2 budayanya masih terasa bertebaran di penjuru kota.

    BalasHapus
  12. Asyik ya, banyak pilihan tempat yang menarik di Malaysia ya. Kita bisa berwisata sambil mempelajari budaya Malaysia. Bahkan yang mau menggunakan layanan kesehatan di sana bisa sekalian menikmati keindahan Malaysia.

    BalasHapus
  13. Asli kangen banget sama Malaysia, udah tahun kedua gak ke sana huhuhuu border dibuka langsung cussss ah aku.

    BalasHapus
  14. Kangen banget sama Malaysia, semoga setelah pandemi bisa ke sana lagi eksplor banyak tempat. Gak mau sakit sih, tapi kalau buat medical cek up aja okelah nih Malaysia, hasilnya jg cepat ya :D

    BalasHapus
  15. Cantiknya pintasa Salomaa...
    Malaysia selalu banyak tempat wisata yang seru dikunjungi. Tapi semoga kunjungannya pas lagi sehat yaa..
    Keren program Health care nya.

    BalasHapus
  16. Nalaysia salah satu destinasi impianku untuk berwisata kesana. Aku juga dah punya list tempat dan kuliner-kuliner yang hits lho. Semoga aja bisa kesana bersama keluarga.

    BalasHapus
  17. Malaysia makin keren ya Kak, nggak hanya wisata jalan-jalannya saja yang layak dinikmati, wisata sehatnya juga

    BalasHapus
  18. Baru sekali ke Malaysia dan masih penasaran pengin balik lagi karena dulu ga sempat ke Menara Petronas. Apalagi setelah liat ada Kampung Baru dan Pintasan Saloma, makin semangat pengin ke Malaysia lagi.

    BalasHapus
  19. Kece bangeet liat foto Kampung Budaya Sarawak, khas banget rasanya dan jadi timbul keinginan ke sana. Terus kalau Little India itu wishlist aku udah lama banget, grgr diracunin sm temenku yg backpacker ke sini.

    BalasHapus
  20. Salah satu tujuan wisata saya adalah Malaysia, Mbak. Soalnya selain dekat, bahasa hampir sama, juga makanan hampir sama. Semoga bisa segera ke sana. Aaamin...

    BalasHapus