Impaksi Gigi Bikin Frustasi!
Teringat beberapa tahun ke belakang, aku pernah merasakan nyeri di gigiku. Awalnya kupikir hanya sakit gigi biasa, tetapi sering sekali sakit gigi ini dengan gusi yang membengkak dan disertai rasa nyeri juga yang sangat tidak nyaman.
Saat itu aku masih menolak kalau aku sakit gigi. Apalagi aku yakin betul kalau rajin menjaga kebersihan gigi dan mulutku kok.
Aku sudah mencoba mengatasi sakitnya dengan berkumur ai garam, tapi tak kunjung berhasil.
Saat bercermin dan melihat ke arah dalam mulut ternyata ada sebuah benda putih di deretan gigi bagian belakang kiri dan kanan. Setelahnya baru kuketahui ternyata benda putih itu adalah gigi bungsu baru yang tumbuh saat aku dewasa.
Rasa ketidakpercayaan tentu menyelimutiku, kok bisa sih aku sudah berusia lebih dari 20 tahun saat itu, tapi masih tumbuh gigi? Setelah mencari di mesin penelusuran, kudapati informasi bahwa itu merupakan gigi bungsu yang memang tumbuh saat dewasa di usia 17 hingga 25 tahun.
Akibat tumbuh paling akhir, Gigi bungsu ini jadi tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dengan baik di gusi bagian paling belakang. Hal itu jadi menganggu "kakak" gigi di depannya yang tumbuh lebih dahulu bertahun-tahun yang lalu.
Kondisi yang terjadi menyebabkan impaksi, biasanya harus dilakukan tindakan bedah mulut untuk mengangkat gigi bungsu itu. Terlebih jika impaksi itu menyebabkan berbagai keluhan dan masalah seperti rasa nyeri, bengkak, infeksi, bahkan hingga bisa merusak gigi yang ada di depannya.
Lalu, apakah impaksi gigi dapat dicegah? Dari hasil yang aku cari ternyata jawabannya tidak bisa ya, Teman-teman. Apalagi memang itu merupakan pertumbuhan alami yang terjadi. Namun, yang dapat dicegah adalah infeksi dan pembusukan gigi bungsu ini dengan menjalani pemeriksaan rutin ke dokter dan dilakukan penanganan sebelum impaksi gigi berubah jadi komplikasi.
Dari hasil mencari informasi itu aku memantapkan niat untuk datang konsultasi ke klinik langgananku dan membuat janji temu dengan dokter gigi. Dari hasil konsultasi dengan dokter saat itu memberi satu kesimpulan diagnosa bahwa gigi bungsuku harus dilakukan tindakan bedah mulut. Apalagi sudah disertai keluhan bengkak dan rasa nyeri yang tidak hanya terasa di gusi, tapi rasa nyeri itu bahkan menjalar ke kepala hingga membuat kesulitan untuk makan dan tidur. Selesai konsultasi, dokter pun merujukku ke rumah sakit besar untuk mengambil langkah lanjutan permasalahan kondisi gigiku.
Seminggu setelah itu, aku mengurus semua berkas untuk kontrol ke rumah sakit besar yang jadi rujukan. Pada kunjungan pertama, dokter memintaku melakukan rontgen gigi guna melihat posisi gigi bungsu yang bermasalah itu secara lebih jelas. Setelah itu aku menentukan jadwal bedah mulut untuk mengatasi masalah impaksi. Sementara dokter memberiku resep obat pereda nyeri.
Sebulan setelahnya aku kembali datang untuk memenuhi jadwal bedah mulut. Saat itu baru kutemui perawat sementara dokternya tak kunjung datang. Perawat bertanya padaku apa aku sedang menstruasi. Sialnya, saat itu memang aku sedang menstruasi. Perawat bertanya lebih jauh menstruasi hari ke berapa, dan kujawab hari kedua.
Setelah itu, perawat berkata kalau kemungkinan besar aku tidak bisa menjalani operasi jika sedang menstruasi. Saat itu aku langsung drop. Bisa-bisanya aku sudah menunggu sebulan untuk jadwal operasi, bertepatan dengan aku datang bulan dan tidak bisa operasi.
Aku pun tidak tahu kan jika jadwal menstruasi datang ternyata bertepatan dengan jadwal tindakan bedah mulut. Lagi pula aku tahu dari mana tentang boleh tidaknya ada tindakan operasi jika sedang menstruasi ya, kan? Selain itu juga tidak ada satu pun orang yang pernah memberi tahuku juga. Memang ya ketidaktahuan itu kadang menjadi masalah dan berujung kecewa.
Akhirnya aku pulang begitu saja dengan perasaan kecewa. Tanpa menunggu dokternya tiba karena sudah kadung enggak karuan perasaan. Mana aku juga sudah menunggu lebih dari 4 jam.
Bayangkan sudah menunggu sebulan ditambah 4 jam waktu menunggu di Rumah Sakit, tapi malah kegagalan bedah mulut yang harus aku dapatkan. Sedih betul rasanya saat itu. Rasa sedihnya pun masih terasa jika teringat kembali kejadian kala itu.
Saat itu aku belum mengenal Halodoc sih, coba saja saat itu aku sudah mengenal Halodoc pasti aku akan lebih mudah mendapatkan informasi yang lebih banyak. Bisa nanya-nanya langsung ke dokter kan. Jadi bisa meminimalisir kekecewaan juga kan. Jadi sebaiknya memang sebelum bedah aku mengumpulkan banyak-banyak informasi.
Nah, tips untuk teman-teman perempuanku jika kalian memang punya keluhan impaksi sepertiku dan harus melakukan tindakan bedah mulut. Pastikan jadwal bedah kalian tidak sama dengan harinya kalian datang bulan ya. Dan sepertinya ini berlaku untuk semua tindak operasi. Boleh nanti lebih ditanyakan ke dokter ya untuk lebih jelasnya. Jangan lupa juga aktif bertanya sebelum melakukan prosedur penanganan kesehatan juga ya!
Nah, kalau sekarang sudah lebih mudah akses informasinya. Jadi bagi teman-teman yang memiliki keluhan sakit bisa langsung chat dengan dokter di Halodoc, ya.
Kamu bisa konsultasi atau menuntaskan kekepoanmu akan berbagai informasi. Jangan sepertiku saat beberapa tahun yang lalu ya masih mimim informasi alhasil jadi menelan pil kekecewaan sendiri.
Eh iya, aku lupa nanya, teman-teman sudah tahu belum Halodoc apa?
Halodoc adalah platform kesehatan yang terdiri dari aplikasi dan situs web yang bisa kamu akses dengan mudah di ponselmu. Di Halodoc kamu bisa melihat beragam informasi kesehatan, bisa konsultasi langsung dengan dokter, mendapat informasi rumah sakit, membuat janji temu dengan dokter hingga mendapatkan obat di apotek dengan akses yang mudah, lho! Efektif dan efisien memang Halodoc ini. Setia jadi andalan sahabat sehatku, nih.
Aku biasanya menggunakan aplikasi Halodoc ini untuk konsultasi langsung dengan dokter dan setelahnya mendapat resep obat. Pernah suatu ketika aku merasakan sakit, tapi sudah lewat tengah malam jika harus ke klinik, akhirnya aku ingat ada aplikasi Halodoc di ponsel. Tanpa banyak berpikir aku langsung konsultasi dan mendapat resep obat dan bisa langsung dikirimkan ke rumah dengan bantuan mamang ojol. Rasanya saat itu aku merasa terbantu sekali. Sakitku pun berkurang dan aku bisa beristirahat dengan lebih nyaman setelahnya. Apalagi prosesnya pun terbilang cepat.
Begitu ya, teman-teman. Jika teman-teman punya masalah yang sama denganku jangan abaikan masalah impaksi gigi. Apalagi jika disertai dengan berbagai keluhan lainnya. Salah-salah bisa membahayakan diri teman-teman juga kan.
Salam sehat selalu, ya, Teman-teman!
Posting Komentar untuk "Impaksi Gigi Bikin Frustasi! "
Hallo... Terima kasih sudah bersedia mampir di blog saya dan membaca postingan saya. Sempatkan untuk meninggalkan komentar yang relevan dengan isi postingan saya ya sebagai bentuk apresiasi agar saya tetap semangat menulis.
Sekali lagi terima kasih! ♡
Semoga betah mampir di blog saya :))