Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yuk, Belajar Jadi Nasabah Bijak yang Andal Proteksi Diri

Belajar jadi nasabah bijak agar proteksi diri kejahatan siber

Halo, temans!

Aku mau cerita nih, jadi beberapa hari yang lalu, di beranda sosial mediaku muncul video menarik. Isinya tentang seorang perempuan yang menjadi korban kejahatan. Dia bercerita pengalamannya ingin mengambil uang tunai di ATM  yang ada dalam sebuah mini market. Ternyata, kartunya tersangkut di lubang kartu ATM. 


Kemudian seorang pria yang mendekatinya dan berusaha "memberikan pertolongan". Dari videonya yang aku lihat itu keadaan minimarketnya saat itu tidak terlalu sepi. Namun, tetap saja, kejahatan itu mengintai kita di mana-mana.


Berusahalah untuk selalu peka pada sekitar, pertebal kewaspadaan dan jaga fokus di mana pun berada. Inilah langkah awal untuk bisa jadi nasabah bijak.


Balik lagi ke cerita tentang kartu ATM yang nyangkut di mesin ATM.


Awalnya, mbak ini memang tidak sadar kalau tempat untuk memasukan kartunya itu off. Biasanya nyala dan ada lampu yang kelap-kelip.


Tadinya ada antrian panjang di belakangnya hingga satu per satu orang pergi. Kemudian, ada satu pria yang seperti mengarahkan mbaknya untuk transaksi tanpa kartu dengan memasukan kode akses yang ada di mesin ATM.

Kemudian muncul orang lainnya yang ngomong hal yang sama. Seolah-olah mengarahkan untuk mengikuti instruksi mereka. Beruntungnya, si mbak ini fokus dan merasa ada kejanggalan.


Tanpa mengikuti instruksi para pria ini, dia langsung mengambil langkah cepat dengan menelepon Customer Service Center (CS) Bank untuk memblokir rekeningnya karena kartunya tersangkut. Dia meminta melihat rekaman CCTV di minimarket itu ke kasir, tapi ternyata mati. Jadi, tidak ada bukti yang kuat. Namun, pernah ada kejadian serupa juga orang yang kehilangan uangnya karena mesinnya nyangkut juga.


Saat melihat video itu, Aku cukup salut dengan keberanian mbaknya yang merekam pengalamannya sebagai bahan informasi sekaligus edukasi untuk kita semua tentang kejahatan ini. Lengkap dengan wajah 4 pelaku yang diduga adalah komplotan. Sebab di dalam videonya ada dua motor yang nampak orang-orangnya ini saling kenal satu sama lain. Mbaknya juga sempat mengambil gambar lubang kartu yang ternyata di dalamnya ada semacam tusuk gigi/batang korek di dalam lubang mesin atm.


Di lain kesempatan, aku juga melihat rame juga ada thread tentang nasabah yang kehilangan puluhan juta uang di rekeningnya karena CS Bank yang ternyata palsu!

Dia komplain ke CS di twitter, disamber akun CS abal-abal yang mengatasnamakan bank yang dimaksud. Mbaknya ini terlalu panik atas kendala yang dialaminya sehingga tidak sadar kalau ternyata CS yang dihubunginya adalah CS abal-abal.


Semakin berkembangnya teknologi, memang sangat memudahkan kita dalam mengakses berbagai informasi. Termasuk memudahkan dalam melakukan transaksi finansial. Namun, ini juga yang menjadi peluang menggiurkan juga bagi pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya dengan melakukan penipuan dan berbagai kejahatan siber lainnya. 


Dua contoh di atas jadi sebagian kecil kasus kejahatan finansial yang bisa menimpa siapa pun yang lagi kurang berhati-hati dan mungkin saja sedang apes.  Siapa saja bisa jadi korban kejahatan siber, baik itu skimming maupun social engineering.


Lantas, apa sih perbedaannya kedua hal ini? 🤔




Mengenal Skimming dan Social Engineering dalam Kejahatan Siber 



Penyuluhan digital kejahatan siber skimming dan social engineering



Skimming merupakan istilah kejahatan siber untuk mencuri informasi yang ada di kartu korbannya. Biasanya dengan menyalin informasi pada strip magnetik yang ada di kartu debit maupun kredit. Kebanyakan kejahatan siber jenis ini dilakukan pada mesin ATM.


Sementara itu, social engineering merupakan kejahatan siber dengan cara memanipulasi psikologis orang yang tujuannya untuk mencuri informasi pribadi. Social engineering bisa saja enggak disadari oleh korbannya karena dilakukan secara halus, baik itu melalui telepon atau pun berbicara langsung.


Kejahatan siber ini enggak pandang bulu, siapa saja bisa jadi korbannya. Apalagi kalau lagi hilang waspada, kurang konsentrasi, atau keadaan psikologis lagi kurang baik (misalnya lagi banyak masalah).


Tentu kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahanya. Usaha proteksi diri baiknya memang kita lakukan mulai dari diri sendiri. Contoh kecilnya, belajar jadi nasabah bijak dalam bertransaksi finansial sekaligus aktif melindungi data pribadi dengan melakukan langkah-langkah pencegahanya.


Atas dasar itulah, aku membuat postingan kali ini sebagai kepedulianku untuk aktif mengambil peran jadi penyuluh digital. Sekaligus bahan belajar jadi nasabah bijak dalam bertransaksi finansial secara elektronik di zaman sekarang.


Alasan lainnya, aku prihatin setiap kali membaca pengalaman orang lain yang terkena penipuan finansial. Apalagi rata-rata mereka sampai kehilangan jutaan rupiah di rekeningnya. Tak terbayang olehku rasa sesaknya akan seperti apa.


Aku juga  jadi bertanya-tanya, kenapa yaa kasus yang sama ini selalu berulang sampai-sampai terus memakan korban.🤔


Apalagi ternyata menurut data, dari Check Point® Software Technologies Ltd yang dikutip dari Kompas (diakses pada 3/9/22), menyebutkan, kasus kejahatan siber sektor keuangan dan perbankan menempati posisi kedua terbanyak. Hal ini karena penyerangan terhadap lembaga keuangan di Indonesia terjadi sebanyak 2.730 kali per minggu dalam waktu 6 bulan terakhir. Peningkatan serangan siber di Indonesia, terjadi pada platform dan aplikasi mobile banking.


Literasi tentang menjadi nasabah bijak ini harus makin kencang digaungkan. Semoga hal ini bisa jadi salah satu yang berguna untuk menekan angka kejahatan siber yang ada, khususnya dalam sektor keuangan dan perbankan. Meskipun butuh kerja sama dari berbagai pihak, baik itu dari pihak perbankan dan pemerintah juga. Namun, sebagai langkah awal bisa dimulai dari diri sendiri dulu.


Pengalaman Tak Menyenangkan Mendorong Jadi Nasabah Bijak dan Penyuluh Digital


Dulu aku pikir enggak ada lagi yang bakalan jadi korban kasus kejahatan siber seperti yang aku alami dua tahun lalu. Meskipun saat itu nominal yang hilang ratusan ribu. Namun, tetap saja rasanya nyesek juga ya😭

secara malah ngasih cuma-cuma penipu yang padahal aku kerja banting tulang untuk mendapatkan uang. Hmm, kadang bikin aku kesal emang.😤


Walau akhirnya aku sadar juga sih kalau hal itu terjadi ada andil dari kelalaianku tergoda iming-iming hadiah. Itulah yang membuatku jadi gelap mata. Apalagi kondisi aku lagi enggak baik secara ekonomi pada saat itu. Belum lagi kurangnya pemahaman aku akan keamanan bertransaksi finansial digital saat itu juga jadi salah satu faktornya.


Orang terdekatku bahkan sampai tidak percaya karena si paling teliti, skeptis, dan penuh kehati-hatian seperti aku bisa juga terkena penipuan juga. Anehnya, memang saat itu aku seperti tidak sadar, kayak dengan mudahnya mengikuti instruksi dari si penipu dengan mudah. Ini yang ternyata baru aku sadari bagian dari social engineering. Para pelaku seperti menyerang sisi psikologis secara halus.


Untungnya, Tuhan masih menjagaku. Aku cepat disadarkan  kalau yang aku lakukan ini tidaklah benar. Jadi, belum sampai ke tahap memasukan data-data pribadi dan informasi yang berkaitan dengan rekening di website seperti di bawah ini:


Kejahatan siber undian



Memang saat diri sendiri yang mengalaminya, panik luar biasa! Rasanya blank saja tiba-tiba, ditambah sekujur badanku terasa dingin dan lemas. Sambil gemetar, tanganku yang dingin berusaha menekan nomor untuk menghubungi CS bank. Aku minta untuk memblokir rekening. CS yang menangani aku kala itu berusaha menangkan dan memintaku menceritakan kronologinya. Uang yang hilang tidak bisa balik, tentu saja. Aku juga sudah lama mengikhlaskannya, tapi ada pelajaran berharga yang aku dapatkan atas pengalaman tak menyenangkan dua tahun lalu itu. 


Salah satunya, "Kita enggak bisa memperbaiki kejadian yang sudah terjadi, tapi kita bisa mencegah kejadian yang sama terulang kembali."


Caranya? Dengan proteksi diri!



Cara-cara Proteksi Diri dari Kejahatan Siber dan Jadi Nasabah Bijak


Cara proteksi diri dari kejahatan siber jadi nasabah bijak penyuluh digital

Dari pengalaman dan hasil pengamatanku dalam mencari informasi, aku mau berbagai tips-tips penting untuk teman-teman. Cara-cara proteksi diri dari kejahatan siber agar bisa belajar menjadi nasabah yang bijak dimulai dari saat ini oleh diri sendiri. Apa saja ya caranya? 🤔



1. Berusaha tetap tenang, meski sekacau apa pun situasi yang dihadapi


Aku tau benar, langkah ini akan sulit, tapi kamu tetap harus berusaha yaa. Percayalah kalau ketenangan membuat kamu bisa berpikir dan mengambil tindakan dengan bijaksana.


Dengan tenang, kamu bisa mencari solusi terbaik dari setiap hal yang sedang hadapi. Panik dan cemas merupakan respon alami dan manusiawi. Jadi, gapapa banget kamu merasa ini, tapi usahakan segera sadari.


Coba kamu tarik napas pelan, lalu embuskan. Lakukan perlahan dan ulangi ini sampai membuat kamu tenang. Teknik sadari diri melalu napas ini yang aku pelajari sejak mengenal meditasi. Menyadari napas, lalu bernapas perlahan membuat kita kembali dalam keadaan tenang dan fokus.



2. Hubungi CS Bank dan hubungi keluarga (atau orang terdekat) yang paling bisa dipercaya


Menghubungi CS Bank di telepon sebagai langkah awal untuk mencegah rekening kita dibajak dan uang yang ada di rekening ini dikuras. Biasanya pihak bank akan memblokir rekening sehingga tidak bisa digunakan sementara waktu.


Selain Menghubungi CS Bank, menghubungi orang terdekat kita pun membantu untuk membuat tenang. Apalagi mereka pasti menawarkan bantuan dan solusi juga.


Perhatikan baik-baik akun-akun CS, bila akun-akun resmi selalu ada ceklis di samping nama akunnya bukan di gambar profilnya ya.



3. Jangan pernah "kepo" dengan link gak jelas yang dikirimkan dari akun atau nomor yang gak dikenal atau pun yang dikenal


Kadang ada nomor tak dikenal yang mengirimi link dengan embel-embel menggiurkan. Aku beberapa kali menemukan tentang promo hadiah yang mengatasnamakan pihak bank BRI.


Perhatikan linknya, biasanya bentuk linknya tidak jelas dan aneh kombinasinya. Hati-hati juga kalau kamu follow akun resmi bank ternyata kamu bisa dapat DM Spamming yang mengatasnamakan pihak bank. Seperti ini contohnya:


Spaming DM Akun bodong mengatasnamakan bank BRI



Kalau yang mengirimkannya orang yang dikenal. Perhatikan dulu, dia ini memberikan penjelasan atau sekedar forward chat dari orang. Kalau pun dia memang benar hanya berbagi informasi, dia pasti menjelaskan informasi yang dibagikan apa dan untuk apa. Sekalian saja minta skrinsut untuk bukti kuat kalau memang link yang dia bagikan itu bukan link-link yang membahayakan.


Lalu kalau ada orang yang dikenal forward informasi yang hoax atau tidak benar. Apalagi terkait promo menggiurkan, misalnya undian berhadiah yang mengatasnamakan bank, tegur baik-baik. Beri tahu juga kalau informasi yang dibagikan tidak benar. Ingatkan juga untuk hati-hati. Saring dulu informasi sebelum sharing. Aku sering sekali menemukan hal semcam ini di grup keluarga besar. Entah tante atau om ku yang kadang meneruskan chat yang entah dari mana dan ternyata hoax.



4. Usahakan menggunakan fitur cardless (transaksi tanpa kartu) saat mengambil uang tunai di mesin ATM yang mudah diakses banyak orang


Fitur cardless menurutku ini berguna banget! Sekarang aku senang mengambil uang tanpa kartu. Lebih praktis dan aman. Apalagi biasanya ada batas waktu, jadi bakalan hangus kodenya kalau enggak segera dilakukan transaksi.


Kalaupun bisa ya ambil uang tunai di mesin ATM yang ada di depan bank karena biasanya ada satpam yang menjaga. Jadi, kalau ada keadaan darurat bisa mendapat bantuan sesegera mungkin. Kalaupun menghadapi kendala bisa minta bantuan satpam juga, tapi harus tetap waspada juga ya.



5. Jangan menyimpan banyak uang HANYA di satu rekening!


Ini mirip konsep nenek atau ibu kita zaman dulu yang sebaiknya menyimpan uang di berbagai tempat terpisah. Misalnya, bila memang kamu menyimpan uang untuk ditabung, pakailah rekening yang memang khusus tabungan, seperti BritAma Rencana atau Tabunganku yang ada di BRI. Jadi, tidak akan mudah diambil sesuka hati seperti rekening biasa.


Jangan lupa juga ya untuk catat manual semua informasi tempat kamu menyimpan uang dalam satu buku pribadi dan simpan baik-baik di tempat yang aman. Hal ini dilakukan biar kamu enggak lupa!


6. Atur Limit Transaksi di Mobile Banking


Yes, atur limit transaksi ini bisa banget kamu lakukan. Biasanya ada di fitur dari mbanking. Baik itu penarikan uang tunai, transfer antar rekening atau antar bank, maupun transaksi debit atau kredit.


Nah, aku biasanya mengatur limit sesuai jumlah yang aku butuhkan. Baru setelah itu, semua aku atur lagi jadi 10.000 semua😂


7. Jaga Konsentrasi! Perhatikan akun resmi dan nomor resmi dari pihak bank yang pasti ada centangnya



Perhatikan gambar di bawah ini:


Hati-hati kejahatan siber

Jadi, saat ada orang yang menghubungi dari twitter official bank BRI, eh banyak akun bodong yang nyamber. Sama nama dan foto, bahkan ada yang bikin dengan nama yang mirip. Bahkan ada yang seolah membuat centang di foto profil yang mengecoh seolah itu akun resmi yang terverifikasi.


Nah, sebagai nasabah bijak, baiknya lebih jeli lagi melihat. Apalagi biasanya akun-akun ini minim followers atau bahkan 0 followers alias akun bodong. Pokoknya jangan terkecoh!



8. Selalu skeptis setiap menerima informasi, kemudian cari tahu kebenarannya


Skeptis di sini tak melulu hal yang negatif, sebab kecurigaan dan kehati-hatian itu perlu!


Bila ada yang menawarkan promo menggiurkan, tetap tenang. Jangan langsung percaya meskipun itu yang membagikan teman atau keluarga.


Cari tau sebanyak-banyaknya soal informasi ini karena kalaupun memang ada promo atau hadiah pasti akan diberitahukan di akun resmi.


Bila ada informasi tentang perubahan layanan bank, cari tau selengkapnya. Biasanya juga bank akan memberikan informasi yang jelas dan lengkap soal hal ini secara luas. Enggak mungkin informasi sepenting itu enggak diberitahukan di akun resmi mereka.


Kemudian bila ada yang menelepon, jangan pernah terkecoh untuk memberitahukan diri. Bila menelepon pastilah mereka tau siapa kita, bukan malah nanya, "ini siapa?"


Nomor call center bank itu enggak sama kayak nomor pribadi. Apalagi biasanya jumlah nomornya itu gak panjang-panjang. Kamu bisa cari tau nomor-nomor resmi bank.

Bila perlu, jangan pernah angkat atau meladeni nomor enggak dikenal. Bisa juga pasang aplikasi di hp yang bisa mendeteksi nomor spam juga sebagai perlindungan lain.


9. Jangan pernah berikan informasi data pribadi ke siapa pun


Data pribadi bisa yang menyangkut informasi yang biasa ada di dalam KTP, nama ibu, pin dan password, dan segala informasi yang bersifat pribadi dan rahasia. Termasuk One Time Password (OTP) yang biasanya masuk untuk verifikasi data.


10. Beri watermark pada scan Kartu Identitas atau yang berkaitan dengan Data Pribadi


Untuk cara satu ini baru aku sadari pentingnya beberapa bulan terakhir. Makin terbuka lagi pikiranku ya belakangan ini pas isu kebocoran data hangat-hangatnya. Dulu aku cuma sering takut saja kalau diminta foto KTP, misalnya saat menang giveaways. Takut disalahgunakan buat pinjol. Wkwkwk. Bahkan sampe aku pernah nolak jadi pemenangnya karena diminta foto KTP😂

Saat itu sih giveaways yang kecil gitu jadi bisa ditolak ya.


Walaupun saat itu akhirnya aku tau juga setelah mencari di mesin pencari kalau itu untuk konfirmasi dan syarat administrasi juga. Cuma sudah segitu parnonya soal isu kebocoran data dan kejahatan siber ini. Apalagi aku pernah kena kasus penipuan dua tahun lalu itu. Jadi dobel selektif jadinya. Namun, kalau untuk persyaratan pembayaran fee atau gaji biasanya butuh scan/foto KTP juga kan? Ini yang enggak bisa ditolak karena HARUS. Jadinya dulu memberikan gitu aja dengan terpaksa sambil berdoa semoga aman-aman saja.


Setelah baca-baca informasi dari berbagai sumber ternyata bisa diatasi dengan pemberian watermark. untuk melacak kalau (amit-amit) ada kebocoran data pribadi, bisa tau sumbernya dari mana. Biasanya aku tulis watermark begini, "scan KTP tanggal sekian, untuk keperluan pembayaran ini (sebutkan keperluannya)".


Sejauh ini, setelah menerapkan cara ini ternyata enggak pernah dikomplain juga sama yang pihak yang minta syarat scan/foto KTP ini, karena emang itu hak kita. Apalagi data-data yang diberikan memang benar milik kita sendiri. Jadi, harus dijaga baik-baik dengan segala daya dan upaya yang bisa dilakukan. 🙂



Penutup


Dua jenis kejahatan siber yang sering memakan korban itu Skimming dan Social Engineering. Menerapkan cara-cara proteksi diri dari kejahatan siber bisa dilakukan agar transaksi finansial digital kita aman. Tak pernah ada kata terlambat untuk belajar menjadi nasabah bijak dan aktif mengambil peran menjadi penyuluh digital. Semoga dengan langkah kecil yang dilakukan dimulai dari diri sendiri bisa membawa perubahan besar yang bermanfaat bagi banyak orang.


Setelah membaca ini, ada yang mau kamu tambahkan tipsnya? Boleh banget untuk sharing di kolom komentar supaya sama-sama belajar jadi nasabah bijak dan andal dalam proteksi diri dari kejahatan siber.

Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

27 komentar untuk " Yuk, Belajar Jadi Nasabah Bijak yang Andal Proteksi Diri"

  1. kalau dulu sebelum marak berita kejahatan siber, aku narik ATM di atm yang lokasinya terpencil, di tempat sepi, masih oke oke aja
    pas udah banyak berita skimming, sekarang ati ati, aku lebih milih ke ATM yang berlokasi di kantor Bank nya.
    banyak banget dulu oknum yang naruh kayak chip di lubang kartunya untuk merekam data kartu kita, jadi ngeri juga

    BalasHapus
  2. Memang harus terus waspada ya, Mbak. karena kejahatan siber bagi nasabah bank terus berjalan. Selalu ada saja cara yang mereka lakukan untuk menjerat kita. Jadi kuncinya, harus dari diri kita sendiri, menjadi nasabah bijak.

    BalasHapus
  3. Duh, itu ATM di dalam minimarket pun masih dijadikan tempat kejahatan ya. Salut buat si Mbak yang bisa tetap tenang dan berani merekam kejadian. Kombinasi sikap yang agak susah dipraktikin dalam kondisi panik.

    BalasHapus
  4. teliti dan hati hati maasalah transaksi perbankan harus dimuali dari diri kita deh. Sebagai antisipasi dari segala macam kejahatan yang makin beragam dan canggih modusnya. Belajar tentang keamanan transaksi keuangan digital perlu banget sih

    BalasHapus
  5. Kejahatan skimming masih marak terjadi, bahkan tak peduli meski di tempat yang tergolong ramai. Jangan sampai kita abai terhadap hal2 demikian. Kejahatan semacam ini sudah banyak menelan korban, kita harus jeli dan jangan mudah percaya dengan berita hoax.

    BalasHapus
  6. Aku berpikir kalau mesin ATM di minimarket termasuk kategori aman, ternyata ada yang bisa mengotak-atiknya juga. Zaman sekarang emang harus menjadi nasabah bijak untuk urusan perbankan ya.

    BalasHapus
  7. Betul bangett waspada terhadap cyber crime yg marak terjadi, semoga banyak yg aware yaa sehingga penipuan minim terjadi. (Gusti yeni)

    BalasHapus
  8. Skimming ini kejahatan siber yg perlu diwaspadai ya mba.. Apalagi kalau kita tdk tau ATM yg dgunakan sudah diotak atik oleh org yg tdk bertanggung jawab.. Bisa bahaya deh data atm kita.. Perlu rutin mengganti password jg ya klo sperti itu..

    BalasHapus
  9. Untuk data-data diri kita memang kudu keep rahasianya dan keamanannya. Jangan sampai ya, ke mana-mana. Selain itu, kudu bijak kalau ada telepon atau pesan yang masuk atas nama Bank.

    Otak saya langsung bilang, "Penipuan". Ya kali sekelas bank kirim WA informasinya.

    BalasHapus
  10. Tips yang pertama nih, "berusaha tetap tenang, meski sekacau apa pun situasi yang dihadapi" harus perlu dilatih pada orang-orang yang "suka panik". Karena saat kita panik, justru menjadi celah buat penjahat untuk mengelabuhi. Ya Allah, semoga kita selalu dalam lindunganMu dan jauhkanlah mereka yang mau berbuat jahat. Aamin...

    BalasHapus
  11. Selalu berhati-hati ya kalau udah urusan lagi di ATM, dan juga ada yang share link.
    Sebaiknya memang kalau lagi ke tempat yang ada urusannya dengan uang lebih baik tidak sendirian, jadi ada yang menemani dan saling mengingatkan

    BalasHapus
  12. Menarik mbak...aku untuk langkah ngaish watermark belum nih. Tampaknya setelh ini perlu aku lakukan. Maksih ya mbaak

    BalasHapus
  13. kejahatan siber emang udh banyak banget yaa, apalagi modus2 penipuan online, mesti banget nih waspada

    BalasHapus
  14. Link yang enggak jelas itu loh beneran bikin kepo. Menurut aku harus ada sosialisasi sih, karena masih ada aja yg klik-klik link ggnelas tsbt.

    BalasHapus
  15. jadi ikut deg-degan deh kalau denger berita atau kejadian kejahatan begini :( kita kudu mawas diri banget ya, jangan gampang percaya deh sama orang :(

    BalasHapus
  16. Penting ya untuk lebih berhati-hati menjaga data pribadi
    Biar kita nggak jadi korban kejahatan cyber

    BalasHapus
  17. Aku inget mertua yg biasa ambil uang pensiunan di ATM sampe parno lho gegara liat video ibu2 yg kartunya tersangkut di lubang kartu ATM itu. Semoga kita terhindar dari kejahatan semacam ini ya mb

    BalasHapus
  18. Zaman serba canggih gini.. penipuan juga makin canggih ya. Kita sebagai nasabah kudu aware kalau ada hal2 yang mencurigakan.

    BalasHapus
  19. Penting banget buat selalu berhati-hati dimanapun berada, soalnya saat ini yang namanya kejahatan dapat terjadi dimanapun.

    BalasHapus
  20. saya pernah mengalami di telepon gitu katanya dair bank dan sangat meyakinkan, namun saya tipikal orang yang males ladenin telepon seperti itu, saya tolak secara halus biasanya. dan tips untuk proteksi melindungi diri kita dari cyber crime seperti ini pastinya sangat membantu mba, bisa saya mulai terapkan yang belumnya

    BalasHapus
  21. Soal perbankan aku lebih memercayakan ke suami sih mbak, secara doi lebih banyak paham IT dan keamanannya jadi aku tinggal pake aja hahaha

    BalasHapus
  22. Jaman sekarang kejahatan cyber makin marak ya kak, dan modusnya juga macem2. Makanya kita harus hati2 banget dalam menjaga data kita jangan sampe jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawqb

    BalasHapus
  23. Harus sangat berhati hati ya dengan yang satu ini. Kejadian yang tidak mengenakkan itu harus disikapinya jangan dengan terburu buru ya Mba, tapi harus berpikir logis juga. Wah, sarannya bener banget jangan terlalu kepo dengan link yang gak jelas. Tfs mba

    BalasHapus
  24. Jujur aku kalau engga kepepet banget, rada mikir kalau ambil ATM engga di halaman banknya. Kalau di halaman bank seringnya ada satpam atau minimal kang-parkir yg udah hapal. Berani juga ya Mbak-nya langsung gercep telepon CS...

    BalasHapus
  25. Maraknya penipuan Siber , menjadikan kita harus lebih waspada, soalnya aku juga sempat hampir terkena penipuan yg mengatasnamakan bank lewat telp, bersyukur langsung sadar dan ceki2.. menjadi nasabah bijak emang penting banget yah kak

    BalasHapus
  26. kereeen kak, layak jadi juara nih...!

    BalasHapus