Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Sinopsis Lengkap Film Bread of Happiness: Memaknai Kebahagiaan dari Sebuah Roti

 

Sinopsis film bread of happiness, film jepang tentang makanan


Informasi Film


Judul                      : Bread of Happiness / Shiawase no

                                  Pan (しあわせのパン)

Sutradara            : Yukiko Mishima

Penulis                  : Yukiko Mishima

Produser              : Takeshi Moriya, Yasuki Iwanami

Tanggal rilis        : 28 Januari 2012

Sinematografer  : Ryu Segawa

Pemeran              : 

Pemeran film bread of happiness



Trailer Film Bread of Happiness

Supaya temen-temen dapat gambaran sekaligus makin tambah penasaran, aku bagikan juga nih trailer film Bread of Happiness: 






Sinopis Lengkap Film Bread of Happiness


Film Bread of Happiness yang tayang pada tahun 2012 lalu ini bercerita tentang Rei dan Mizushima. Rei yang awalnya tinggal di Tokyo diajak pindah ke Tsukiura oleh Mizushima. Pasangan suami istri ini kemudian tinggal di pinggir danau Toya, Hokkaido. Setelah pindah, mereka membuka sebuah kafe bernama Cafe Mani. Rie menyajikan kopi yang nikmat dan memasak hidangan yang lezat. Sementara itu, suaminya--Mizushima membuat roti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan musimnya.


Sinopsis film bread of happiness lengkap


Pada awalnya, pelanggan setia mereka datang dari tetangga dan koleganya, tapi perlahan pelanggan yang datang ke Cafe Mani juga berasal dari luar kota. Mereka yang datang ini punya beban masalah hidup yang menganggu emosi mereka. Ada seorang wanita muda yang patah hati ditinggal pacarnya, seorang teman yang tidak memiliki keberanian mengubah arah hidupnya, gadis kecil yang menjadi korban perpisahan orang tuanya, hingga pasangan lanjut usia yang menyimpan masalah dan kesedihan mereka tanpa diketahui siapa pun.


Rie dan Mizushima menyambut hangat para pelanggan yang datang ke Cafe Mani dengan obrolan yang menenangkan dan hidangan yang lezat sesuai dengan musimnya. Rie, Mizushima, dan Cafe Mani seperti menyembuhkan hati jiwa-jiwa yang terluka.


Review Film Bread of Happiness


Wah, pertama aku mau memberi tepuk tangan 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻 paling meriah  dulu ke sutradara, penulis, sinematografer, dan kru film Bread of Happiness sebelum memulai menuliskan review film Bread of Happiness.


Demi apa pun ini film yang bagus banget. :")

Film ringan, sederhana, minim konflik, tapi bisa bikin aku jatuh hati pada film Bread of Happiness! Ini pertama kalinya aku menonton film dengan alur yang lambat, tapi tanpa merasa bosan sama sekali. 

Film ini dibuka oleh narasi dari buku dongeng yang menceritakan gadis kecil yang mencintai Mani (bulan). Mani meminta gadis itu untuk menghilangkan matahari, tapi dia menolaknya. Sebab tanpa matahari, Mani tidak akan ada.


"Yang penting dia menyinarimu dan kau menyinari yang lainnya."


Kemudian film ini bergulir dengan menampilkan visual pemandangan alam yang cantik.


Film Bread of Happiness benar-benar menghangatkan hati. Film yang minim konflik, tapi bisa dikemas dengan menarik. Setiap menitnya terasa sangat berkesan. Tidak ada satu pun adegan yang ingin aku lewatkan. Seperti semua adegannya tuh penting banget.

Review film bread of happiness, rekomendasi film tema alam dan makanan

Film jepang tema alam dan makanan, film bread of happiness


Aku suka sekali visual pemandangan sekitar Cafe Mani. Ada Danau dan bukit di seberangnya. Belum lagi rumput-rumput hijau yang terbentang luas. Tone warna dalam film Bread of Happiness pun aku suka! Warna-warna hangat dengan berbagai unsur alam di dalamnya. Adegan-adegan saat Rie memasak dan Mizushima membuat dan memanggang roti pun memikat hatiku.


Nuansa empat musim yang diperlihatkan dalam film juga semakin memanjakan mata dan memenuhi hatiku dengan perasaan yang sangaaaaaat hangat. Perasaanku ikut berubah seiring pergantian musim yang ada di film ini. Seperti musim panas yang terlihat cerah dengan rumput hijau dan pemandangan danau yang bersih, musim gugur yang penuh dengan tone kecokelatan, dan musim dingin yang dipenuhi salju dan terasa sendu di luar, tapi hangat di dalam, musim semi yang penuh suka cita dan kebahagiaan. Aaaaak, suka sekali!


Selain alur, tema yang menarik, dan suguhan visual yang cantik, akting pemerannya juga bagus. Apalagi bisa dibilang ini tuh minim dialog juga. Mereka tuh lebih seringnya kayak natap, tapi natap yang penuh makna gitu. Ada juga yang menonjolkan sisi khas masin-masing karakternya.


Di dalam film Bread of Happiness pun akan digambarkan keindahan, ketulusan, dan kejujuran dari sebuah roti yang dihidangkan di atas meja. 


Kesan Menonton Film Bread of Happiness

Sinopsis film bread of happiness, kesan menonton film bread of happiness


Film Bread of Happiness memberikan kesan yang menyenangkan dan menenangkan setelah aku selesai menontonnya. Film berdurasi 114 menit ini jadi film dengan posisi pertama favoritku yang tayang di Japanese Festival Film Online 2022. Padahal sebelumnya aku jatuh hati pada film Under The Open Sky dan Her Love Boils Bathwater

Film ini pun jadi film pertama yang aku tonton lebih dari satu kali sejauh ini. Aku memang penikmat film dan drama, tapi terus terang aku bukan tipikal orang yang akan menonton tayangan yang sama lebih dari satu kali. Secara ya aku sudah tau alur dan konfliknya akan seperti apa. Jadi tidak ada nuansa kejutan yang membuat filmnya jadi menarik untuk ditonton lebih dari satu kali. Namun, Bread of Happiness berbeda. Rasanya aku tidak ingin berhenti menonton film ini. Sebab menonton satu kali saja tidak akan pernah cukup. 

Selain visualnya yang cantik dan alurnya yang menarik, film Bread of Happiness juga menyajikan tokoh-tokoh yang begitu mudah dicintai.


Pasangan suami istri Rei dan suaminya pun sangat memperlakukan pelanggan mereka dengan baik. Mereka tidak hanya menyajikan roti dan makanan yang lezat, tapi mereka menawarkan juga "penyembuhan" bagi para pelanggannya. Setiap pelanggan yang datang pasti menemukan kebahagiaan mereka pada akhirnya. Mereka tuh kayak tahu aja gitu kalau orang-orang yang datang ke Cafe Mani butuh bantuan mereka.


Terus aku suka juga deh adegan saat Mizushima membuat roti, mulai dari saat dia membuat adonannya hingga memanggangnya di tungku bakar. Kelihatan sekali dia mencintai roti dan kebahagiaannya dalam membuat roti. Mizushima tidak hanya membuat roti, tapi dia memberikan pula cinta di dalam roti-roti hangat buatannya. 


Hal menarik lainnya yang aku temukan saat menonton film Bread of Happiness ini tentang makna dan pesan dari hangatnya sebuah roti. Apalagi pasangan Rie dan Mizushima selalu berbagi satu roti setiap mereka makan. Mereka juga mengajarkan kalau roti yang sederhana pun terasa lezat serta berbagi potongan roti yang sama dengan orang lain ini berarti kamu menganggap mereka juga penting. Ini tuh maknanya dalam sekali sih aku rasakan saat menonton adegan-adegan itu.

Rie dan Mizushima berbagi sepotong roti di film bread of happiness



Rie dan Mizushima membuatku senyum-senyum saat menonton adegan mereka. Mereka ini romantis tanpa kudu kelihatan romantis. Kebayang enggak sih? Wkwkwk. 

Kebersamaan Mizushima dan Rie di film bread of happiness


Jadi mereka jarang diperlihatkan kontak fisik, mereka cuma melakukan semuanya bersama aja gitu. Ya menjemur pakaian, berbelanja, mencari bahan-bahan, mengolah bahan-bahan bersama menjadi hidangan untuk Cafe Mani. Bener-bener cuma sebatas itu, mereka bekerja sama dan melakukan semuanya bersama-sama, tapi tatapan hangat Mizushima ke Rie tuh penuh cinta. Meski tidak sama seperti Mizushima, Rie pun kelihatan cinta pada Mizushima. Eh, sekalinya ada adegan mereka kontak fisik itu bikin aku gemes sendiri deh. Hubungan Rie dan suaminya juga bertumbuh seiring musim yang berganti.


Akhir kisah mereka juga bahagia! Aku puas sekali menonton film Bread of Happiness ini. Setiap menitnya bikin aku senyum-senyum. Terus ada kejutan tidak terduga yang aku rasakan juga. Meski minim konflik, tapi aku kena kejutannya di akhir film Bread of Happiness. Buat yang sudah menonton film Bread of Happiness pasti tahu apa yang kumaksud. Kalau pun kamu tidak mengerti apa yang kumaksud, aku juga membuka sesi diskusi kok~ secara aku juga pengin nge-hype kegemasan saat menonton film Bread of Happiness juga. Ayo dong pada nonton film ini jugaaaaa biar kita gemes bareng-bareng. Huhuhu.


Melihat Rie dan suaminya mengingatkan aku akan pasangan artis Korsel Hyori dan Sang Soon. Aku menemukan kemiripan dari mereka. Kemiripan di sini bukan dalam konteks negatif ya, teman-teman. Aku merasa mereka berempat ini punya kisah romantis pasangan menikah yang sama.

Hyori Sang Soon dan Rie Mizushima


Kemiripan yang aku rasakan di antara mereka berempat yaitu sama-sama tinggal berdua, sama-sama tinggal di pinggiran kota, sama-sama saling cinta dan bahagia satu sama lain, dan sama-sama punya hewan peliharaan. Nuansa rumah mereka pun terasa mirip. Rumah-rumah yang penuh dengan unsur kayu dan ada semacam perapian juga. Terus pas adegan interaksi Rie dan Mizushima dan pelanggannya pun mengingatkanku saat Hyori masih membuka homestay-nya. Persis banget kedekatannya, kehangatannya, pokoknya bikin merasa bersyukur kayaknya kalau bertemu tuan rumah yang hangat seperti mereka berempat. Jadi memang makin bikin aku suka saat menonton film Bread of Happiness ini.


Selain dua tokoh utamanya, tokoh-tokoh pendukungnya ini juga bikin seneng. Masing-masing tokohnya punya karakter khasnya mereka. Ada perajin kaca yang nyentrik dan peka seperti cenayang, ada pasangan suami istri penjual sayur dan buah yang memiliki banyak anak, pengantar surat dan paket, dan aki-aki pembawa koper yang jadi pelanggan tetap di Cafe Mani.


Sebetulnya tone warna dan nuansa filmnya hampir mirip seperti film Little Forest. Sama-sama film yang kalem dan menghangatkan hati. Sama-sama memperlihatkan tentang masakan dan indahnya pemandangan pedesaan. Bedanya fokus utama di film Bread of Happiness tentang roti dan kebahagiaan serta hubungan sesama manusia yang bertumbuh.


Terus ya setelah menonton film Bread of Happiness ini rasanya aku pengin deh menginap di Cafe Mani. Secara suguhan pemandangan sekitar kafe yang cakep banget dan roti-roti panggang yang masih panas dengan aroma yang lezat. Cuma jujur ya aku juga kurang paham sih ini mereka buka Cafe apa homestay. Dibilang kafe iya, tapi mereka juga menawarkan penginapan bagi pelanggannya dari luar kota. Bingung enggak sih? Hahaha. Tapi yaudahlah ya hal itu enggak penting. Secara memang film ini sebegitu menenangkan mata dan batinku. 


Makanan di mana cafe film bread of happiness


Saat menonton film Bread of Happiness pun bikin aku seolah-olah bisa mencium aroma lezat roti, kopi, dan makanan yang disajikan di Cafe Mani. Menonton film ini seperti membuka kelima panca indraku. Seolah-olah aku bisa merasakan apa yang ada di Cafe Mani dengan ke semua indra yang aku punya.


Oh iya, pertama kali melihat pemeran Mizushima, apalagi melihat saat dia tersenyum dan figur wajahnya tuh menurutku mirip sama aktor Korsel Oh Jung Se yang berperan sebagai Moon Sang Tae di drama It's Okay To Not Be Okay. Coba deh kamu liat foto ini:

Aktor korea selatan Oh jung se dan aktor jepang Yo Oizumi mirip


Temen-temen yang udah pernah menonton dramanya merasa juga enggak sih? Apa cuma aku yang mikir gini? Hahaha. 

Aku suka sekali akting aktor Oh Jung Se, makaya muka dia tuh ikonik bagiku. Lah, saat melihat Yo Oizumi kok mirip Jung Se. Nah, sekarang aku juga suka sama akting dari aktor Yo Oizumi berkat film Bread of Happiness. Nampaknya akan menarik kalau mereka berdua beradu akting. Semoga aja mereka berjodoh main di proyek film yang sama suatu hari nanti.


Pokoknya ya, aku suka sekali film ini. Sepertinya tuh aku butuh tipe-tipe film seperti Bread of Happiness. Film yang bikin hangat dan saat menontonnya aku merasa seperti dipeluk dan ditenangkan.


Btw, aku menemukan informasi menarik saat mencari tahu soal film ini. Jadi ternyata Sang Sutradara film Bread of Happinesa memang membuat proyek film tentang kekayaan alam berlatar Hokkaido. Rencananya, Yukiko akan membuat tiga film. Film Bread of Happiness jadi film pembuka pertama yang tayang di tahun 2012. Kemudian film selanjutnya ada film A Drop of Grapevine (2014) dan film ketiganya ini belum ada informasi lebih lanjut. Aku penasaran banget sih kedua film lainnya bakalan secantik apa. Secara film Bread of Happiness aja bagus. Semoga aku bisa menonton karya Yukiko yang lainnya.


Penutup

Asli deh, film Bread of Happiness sangat aku rekomendasikan untuk temen-temen tonton. Aku memang enggak bisa jamin kalian akan mendapatkan kesan yang sama dengan yang aku rasakan saat dan setelah menonton film Bread of Happiness. Cuma aku bisa jamin kalau film ini akan membuat hatimu menghangat dan matamu berbinar karena memang sebagus itu filmnya. :")


Selamat menonton ya, Teman-teman! Selamat berkunjung ke Cafe Mani~


___

*credit foto: kecuali foto yang sudah dituliskan sumbernya, semua foto berasal dari asianwiki, ImDb, dan tangkapan layar dari trailer film Bread of Happiness. Ada beberapa yang sudah melalui tahao editing di canva.


Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

4 komentar untuk "Review Sinopsis Lengkap Film Bread of Happiness: Memaknai Kebahagiaan dari Sebuah Roti"

  1. huwaaa pengen nonton, bagus nih kayaknya
    terus aku suka yang ceritanya simple dan apalagi kalau didukung sama view di filmnya yang oke punya
    noted

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kak menurutku bagus. Jadinya udah nonton belum nih, Kak Ainun? Semoga udah ya :)

      Hapus
  2. Omg aku pengeeeeen nonton jugaaaa 😍😍😍😍. Pertama Krn lokasi Hokkaido, dari semua prefectures yg pernah aku dtangin di Jepang, Hokkaido favoritku Mbaaa 😍😍❤️. Cantiknya kebangetan memang...

    Kedua, aku penyuka berat roti 🤤🤤. Jadi kalo ada film berbau roti, kayak seneng aja liatnya, malah kalo lokasinya beneran ada, pengen bgt aku cari. Mungkin Krn papaku juga pengusaha roti kali ya 😄.

    Film jepang yg bertema kuliner, ntah kenapa memang selalu menarik. Selama ini aku suka nontonnya. Walo kdg minim percakapan, tapi ga bosenin. Adegan lihat kulinernya aja udh bikin ngiler 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hokkaido itu ya mbak kupikir cuma bisa dinikmati saat musim dingin doang, lho. Film ini juga membuka wawasanku juga kalau ternyata Hokkaido ini cantik di 4 musim yang berbeda. Jadi, enggak cuma cantiknya pas musim dingin doang. Pemandangan alamnya juga bagus bangeeeeet.

      Ih, iya banget mbak. Aku juga pengin beneran ke Cafe Mani kalau memang beneran ada. Soalnya melihatnya aja tuh seru. Apaalagi di film ini kayak enggak ada batasan gitu antara yang punya kafe sama pengunjungnya. Terus kayak seru juga makan bareng-bareng terus saling tukar cerita. Mungkin yang baru ada tuh semacam hostel gitu yaa yang GS-nya bisa deket sama orang-orang yang menginap di sana.

      Hapus