Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membeli Rumah dengan KPR atau Cash, ya? Milenial dan Gen Z Wajib Tahu ini!


Membeli rumah KPR atau Cash ya? Milenial wajib tahu hal ini


Banyak dari teman-teman pembaca blog mitaoktavia.com yang mungkin pernah mendengar kutipan seperti ini, “rumahku adalah istanaku”. Tidak salah bila muncul kutipan seperti itu memang, sebab rumah jadi tempat tinggal yang memberikan perlindungan dan keamanan. Tak hanya itu, rumah juga memberikan kenyamanan bagi setiap anggota keluarga yang menempatinya. Rumah tidak hanya menjadi tempat berlindung dari hujan, panas, dan malam yang dingin. Di sana juga tempat keluarga untuk pulang, berbagai kehangatan dengan keluarga, bertukar cerita dan juga kenangan di dalamnya.



Aku ingat pernah menuliskan cerita tentang rumah lamaku, yang mari kita sebut saja rumah nomer 34. Rumah sejak aku kecil yang harus terpaksa ditinggalkan memang sudah waktunya pindah. Ternyata diinginkan atau tidak, tak hanya pertemuan dan perpisahan, nyatanya manusia pasti pernah mengalami yang namanya perpindahan. Termasuk aku dan keluarga akhirnya memutuskan memulai hidup baru di rumah dan lingkungan yang baru juga. Terasa berat meninggalkan rumah lama? Tentu saja, apalagi rumah bagiku tidak hanya sebagai benda mati yang tidak memiliki arti. Namun, di sana banyak terekam berbagai kenangan serta segala cerita sejak aku kecil. Di sana aku tumbuh dan mengalami berbagai pengalaman-pengalaman menakjubkan.



Rumah yang sekarang aku tempati pun mungkin saja akan jadi satu persinggahan lainnya, sebab saat sudah menikah dan memulai hidup yang baru nanti, aku juga akan membangun “rumahku, istanaku” sendiri. Rumah yang akan aku bangun bentuk dan kenangannya bersama suami dan anak-anakku nantinya. Aku punya rumah impianku sendiri sebagai hunian impian yang nyaman.


Maunya sih bergaya modern minimalis bagi keluarga. Sebetulnya tak perlu yang terlalu besar, rumah tipe 36 atau 45 juga sudah cukup nyaman untuk ditinggali. Pertimbangannya, rumah orang tua aku yang baru memiliki tipe 21. Rumah yang meskipun mungil, tapi tetap nyaman. Aku ingin rumah yang lebih luas dibanding tipe 21 dengan mempertimbangkan ingin memiliki kebun kecil di depan rumah yang nantinya akan aku tanam tumbuhan. Mungkin tanaman hias, sayuran, bunga, bahkan buah kalau bisa. Selain itu juga supaya cukup juga untuk membangun 3 kamar dengan mempertimbangkan rencana memiliki maksimal 3 anak.



Di Indonesia, memiliki rumah sendiri bisa dibilang menjadi idaman bagi setiap orang tanpa terkecuali. Namun, rumah masih menjadi suatu hal mewah yang masih sulit dilakukan, apalagi bagi para milenial dan gen z. Hal ini dibuktikan juga saat BBC Indonesia bertanya di laman instagramnya, @bbcindonesia. Didapatkan hasil, lebih dari seribu pengikut menjawab ingin membeli rumah sendiri, tetapi terkendala banyak hal. Mahalnya uang muka, besarnya cicilan, durasi cicilan, serta jarak perumahan yang jauh dari tempat kerja menjadi alasan para milenial tidak kunjung membeli rumah mereka sendiri.



   Faktor yang paling dipertimbangkan adalah tentang cara membeli rumah. Apakah harus membeli rumah dengan cara tunai atau cicilan? Kedua cara itu pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Membeli rumah secara cash akan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai uangnya terkumpul, sementara harga properti semakin lama akan semakin mahal juga. Namun, kamu cukup membayarkan biaya rumahnya saja tanpa harus membayarkan bunga. Atau memberanikan diri dengan mengambil jalan membeli rumah dengan mencicilnya. Meskipun sama-sama membutuhkan waktu, tapi seperti ada jaminan bisa memiliki rumah impian sendiri melalui jalur ini, meskipun harus ada bunga yang harus dibayarkan.


Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Indonesia, Basuki Hadimuljono seperti yang dilansir dari bbc.com (diakses pada 03/08/23) telah menyiapkan skema rancangan pembiayaan khusus untuk mengatasi masalah perumahan yang dihadapi generasi milenial. Skema ini memiliki uang muka dan bunga yang rendah, serta tidak adanya syarat maupun pembatasan besaran gaji untuk mendapatkan pinjaman milenial. Skema pembiayaan itu kini dikenal sebagai Kredit Pembangunan Rumah (KPR) bersubsidi dengan bunga flat sesuai batas yang ditetapkan. Diharapkan dengan adanya aturan pemerintah itu bisa memudahkan para milenial untuk menggapai impiannya, membeli hunian impian yang nyaman dan modern bagi keluarganya dengan anggaran yang cukup terjangkau. 



Omong-omong soal KPR nih ya, Teman-teman. Ada beberapa hal perbedaan memang antara KPR subsidi dengan nonsubsidi. Dilansir dari kompas.com yang diakses pada (03/08/23), perbedaan KPR subsidi dengan non subsidi ternyata ada beberapa hal. Kalau melihat dari definisinya, yang dimaksudkan dengan KPR subsidi yaitu kredit pemilikan rumah dengan bantuan pemerintah berupa keringanan biaya. Baik itu untuk uang muka ataupun suku bunga yang harus dibayarkan. Sementara itu, KPR nonsubsidi adalah kredit pemilikan rumah konvensional yang dilakukan oleh bank umum kepada masyarakat. Bila dilihat dari faktor lainnya seperti harga rumah, jenis suku bunga, jenis rumah yang ditawarkan, lokasi dan fasilitas rumah, serta waktu untuk renovasinya juga. KPR subsidi dan non subsidi terlihat jelas sekali perbedaannya. Contoh kecilnya, dari segi harganya saja, KPR subsidi berkisar antara 100-300 juta rupiah. Sementara yang non subsidi di atas 300 juta rupiah.



Nah, di postingan blog aku kali ini juga aku akan memberikan informasi tentang tips-tips bagi kamu–sebagai generasi milenial dan gen z agar informasi ini bisa memudahkan kamu yang sedang mempertimbangkan untuk membeli hunian impian yang diinginkan.




10 Tips Membeli Rumah Impian Nyaman Bagi Milenial dan Gen Z


Bila ada niat untuk memiliki rumah impian bagi keluarga yang akan jadi hunian yang nyaman, pastilah akan selalu ada jalan. Meskipun harus disertai dengan usaha yang keras. Namun, tidak ada yang tidak mungkin bila kamu sudah berusaha dan Tuhan juga sudah berkehendak. Berikut ini, ada 10 tips yang bagi kamu generasi milenial dan gen z yang akan membeli hunian impian yang nyaman bagi keluarga, sebagai berikut:



  1. Kenali jenis kebutuhan yang tepat bagi keluarga kamu


Pertimbangkan ukuran dan kebutuhan keluarga dengan matang. Pilihlah rumah yang sesuai dengan jumlah anggota keluarga, mempertimbangkan pertumbuhan keluarga di masa depan juga perlu untuk dilakukan, lho! 


Misalnya, jika kamu baru menikah, lalu ingin memiliki keluarga dengan dua anak, maka kamu membutuhkan rumah dengan minimal tiga kamar tidur dan taman bermain di sekitar lingkungan. Maka, rumah tipe 36 atau 45 lebih cocok untuk kamu dibandingkan rumah tipe 21. Atau kamu yang memutuskan tinggal bersama orang tua yang sudah sepuh, maka perlu juga dipertimbangkan untuk membangun rumah yang ramah lansia dengan membuat rumah lebar bukannya bertingkat, dan hal lainnya yang sesuai kebutuhan keluarga.



  1. Pilihlah lokasi rumah yang strategis (ini penting!)


Pilihlah lokasi perumahan yang strategis, pertimbangkan memilih perumahan yang dekat dengan fasilitas umum seperti stasiun, sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan kemudahan akses dan transportasi dari rumah ke tempat kerja. Lokasi yang baik akan mempengaruhi kualitas hidup keluarga juga. Jika kamu dan pasangan bekerja di pusat kota, pertimbangkan untuk mencari rumah di daerah perumahan yang kalau bisa dekat ke stasiun kereta atau aksesnya yang mudah menjangkau tol untuk mengurangi waktu perjalanan. Jadi, memang harus sangat hati-hati dalam memilih rumah.



Satu hal ini yang aku lihat contohnya sendiri di rumah orang tua yang saat ini kami tempati sejak 2021. Memang lokasinya masih terbilang strategis, dekat dengan kota. Meskipun termasuk dalam wilayah Kabupaten. Akses ke mana-mana pun masih terbilang mudah. Namun, akses transportasi umumnya yang ternyata kurang memadai. Ke stasiun kereta harus dua kali naik angkutan kota bila tidak ingin jalan jauh dari titik turun angkot. Saat turun di depan perumahan pun masih harus jalan jauh untuk sampai ke rumah. Dibandingkan rumah lama kami yang ada dekat pusat kota, aksesnya mudah dan pilihan transportasinya juga lebih beragam. Cukup dengan naik satu kali angkot. Ada 2 pilihan stasiun juga, mau yang lebih dekat atau pun agak jauh, sama-sama hanya butuh satu kali naik angkot.



Selain itu, ke pasar atau ke mal pun dekat, perlu naik satu angkot juga. Atau di salah satu pasarnya cukup berjalan kaki atau naik becak saja sudah sampai. Lebih dari 20 tahun ‘dimanjakan’ dengan kemudahan akses dan transportasi yang nyaman, saat pindah ke sini agak kaget juga. Soalnya jujur di sini super ribet.



Aku merasakan kalau perumahan yang kami tempati saat ini lebih mendukung bagi mereka yang memang memiliki akses kendaraan sendiri. Jadi, lebih bisa sat set sat set. Mamaku juga sempat sih merasa menyesal, apalagi saat ini mamaku sudah masuk usia lanjut, jadi sudah tidak kuat untuk jalan jauh lagi. Makanya agak terasa sedih karena ‘tersiksa’ harus jalan jauh bila harus pergi-pergian yang masih mengandalkan transportasi umum. Saat ditanya, kenapa dulu memilih beli di sini bukannya yang dekat dengan transportasi umum atau jalan raya utama. Mamaku cuma bilang, “dulu enggak kepikiran. Mama cuma mikirnya yang penting punya rumah”. 



Memang membeli rumah ini selain jodoh-jodohan juga harus melihat ke depan juga. Seberapa besarnya pembangunan, kemudahan akses transportasi dan fasilitas-fasilitas umum berpengaruh dalam memberi kenyamanan bagi yang menempatinya juga.



  1. Rencanakan anggaran keuangan dengan matang agar kamu dapat memilih strategi pembelian rumah



Buat anggaran yang realistis dan sesuaikan dengan kemampuan finansial kamu. Bila anggaran keuangan yang dimiliki hanya cukup untuk membeli rumah bekas dan bukannya rumah baru pun tidak apa-apa. Sebab alokasi dananya juga bisa untuk biaya renovasi nanti. Tidak perlu langsung jadi rumah yang sempurna, tapi pelan-pelan, nikmati proses rumah impian kamu. Menurutku itulah seninya membangun rumah impian sendiri.



Kalau kamu bisa mendapatkan rumah impian melalui jalan KPR. Hitung dengan cermat cicilan KPR yang dapat kamu tanggung pertimbangkan dengan gaji pokok dan pemasukan yang kamu miliki sesuai kemampuan agar terhindar dari keterlambatan pembayaran.



Kalau memang kamu berniat punya alokasi keuangan untuk KPR, ambillah contoh kamu punya gaji Rp5.000.000 yang bisa kamu hitung estimasi perhitungannya seperti ini:


Estimasi perhitungan kpr bagi kamu yang bergaji 5 juta rupiah
Gambaran awal


estimasi perhitungan kpr bagi kamu bergaji 5 juta suku bunga 8 persen
Perhitungan


Total estimasi KPR yang harus dibayarkan



    

Kalau kamu masih bingung untuk menghitungnya, kamu juga bisa menggunakan bantuan dari situs-situs yang menyediakan layanan perhitungan keuangan untuk menghitung pertimbangan pinjaman yang bisa diambil. Salah satunya, kamu bisa menggunakan kalkulator perhitungan hipotek di laman situs mortgage calculator. Kamu bisa mengetahui perkiraan hipotek yang bisa didapatkan dengan menghitung besaran penghasilan diri kamu sendiri ataupun ditambah penghasilan pasangan juga, lho! 


Dalam kalkulator ini, kamu dapat menginformasikan investasi, anuitas, tunjangan, pembayaran tunjangan pemerintah di sumber pendapatan lainnya. Pastikan kamu untuk memilih frekuensi pembayaran yang benar untuk menghitung pendapatan tahunan yang benar juga yaa! Hal ini supaya hasil perhitungannya juga akan tepat. Besaran kalkulator perhitungan ini memang hanya baru tersedia di besaran mata uang £, tapi perhitungannya masih relevan juga. Kamu bisa menjadikan kalkulator perhitungan ini sebagai gambaran hipotek yang bisa kamu dapatkan. Cukup abaikan mata uangnya saja yaa dan anggap saja itu dalam besaran mata uang rupiah.


Aku sudah mencoba menghitung dengan bantuan kalkulator dari mortgage calculator. Aku menggunakan kalkulator penghitungan kerjangkauan hipotek lewat besaran pemasukan yang aku miliki. Berikut contohnya (abaikan aja nominal yang ada di depannya yaa, anggap ini dalam besaran rupiah):


perhitungan keterjangkauan hipotek berdasarkan penghasilan




Perhitungan kualifikasi besaran hipotek yang bisa kamu pakai



  1. Cari tahu jenis KPR yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampua

Ketahui berbagai jenis KPR yang ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan. Pilihlah jenis KPR yang paling sesuai dengan kebutuhan, kemampuan finansial, dan masuk dalam pengukuran anggaran keuangan kamu. Jika kamu seorang pegawai swasta, pilihlah KPR dengan bunga tetap agar lebih mudah dalam merencanakan keuangan kamu nantinya. Mulailah untuk mempelajari literasi keuangan dengan baik karena hal ini penting dan berguna untuk kamu yang memang sedang tujuan keuangan. Dalam hal ini keinginan untuk membeli rumah idaman. 



Oh iya, tiap bank memiliki bunga KPR yang berbeda-beda. Jadi, kamu bisa memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan kamu yaa. Impian memang harus dipupuk, tapi tetap pegang teguh pada kelogisan dan sesuai dengan realitas yaa. Jangan sampai kamu memaksakan diri saking inginnya punya rumah impian.  Malahan akhirnya jadi menyusahkan diri sendiri dan orang lain. Jangan sampai begini yaa! Namanya rumah impian kamu juga harus bahagia dalam proses membangunnya, termasuk dalam proses mengumpulkan uangnya.



Berikut ada beberapa besaran bunga KPR dari lima bank yang ada di Indonesia, sebagai berikut:


besaran suku bunga KPR bank di Indonesia 2023





  1. Periksa kelayakan kredit yang kamu miliki bila ingin ajukan KPR


Sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu memang memiliki kelayakan kredit yang baik. Biasanya penyedia jasa keuangan seperti bank memiliki data-data orang yang pernah meminjam. Kemungkinan hal ini untuk mengecek kredibilitas dan kesanggupan seseorang untuk membayar jumlah uang yang akan dipinjam nantinya. 



Data ini biasanya tersinkronisasi dengan platform lainnya, sehingga bisa dilacak. Jujur ini aku baru tau dari waktu itu sempat interview untuk melamar kerja di salah satu bank di Indonesia, pertanyaannya ada yang menyertakan itu juga. Kayak apa ada riwayat pernah melakukan peminjaman uang di bank maupun di platform lainnya.



Usahakan bila kamu memang ada pinjaman, baik itu di bank maupun di platform online, bayarlah tagihan tepat waktu dan sebisa mungkin kurangi utang lainnya agar meningkatkan peluang disetujui oleh bank juga. Pastikan kamu tidak memiliki catatan buruk dalam riwayat kredit dan memiliki rasio utang yang sehat untuk mendapatkan persetujuan KPR dengan suku bunga yang lebih baik. Jadi, perhitungkan baik-baik setiap anggaran keuangan yang kamu punya.





  1. Jangan lupakan untuk perhatikan besaran uang muka


Usahakan untuk memiliki uang muka yang cukup sebelum mengajukan KPR. Hal ini akan mempengaruhi besaran cicilan yang nantinya harus kamu bayarkan selama periode perjanjiannya. Semakin besar uang muka yang kamu miliki, semakin kecil jumlah pinjaman dan cicilan KPR yang harus dibayarkan juga. Jadi, usahakan menabung sampai cukup uang mukanya. Misalnya, harga rumah idaman yang kamu incar sebesar 800 juta rupiah dan bank mensyaratkan uang muka minimal 20%, maka kamu harus menyiapkan minimal 160 juta rupiah sebagai uang muka.




  1. Lakukan Survei Rumah dan Harga Pasar


Penting untuk kamu perhatikan dalam membeli hunian idaman adalah jangan terburu-buru dalam memilih rumah. Sebisa mungkin lakukan survei terlebih dahulu ke beberapa lokasi dan bandingkan harga pasar serta kualitas rumah yang ditawarkan. 



Jika kamu tertarik pada dua rumah dengan spesifikasi serupa, misalnya kamu ingin mengincar rumah tipe 36 atau 45 di Bogor, maka lakukan survei terhadap harga rumah di sekitar lingkungan yang kamu incar  dan bandingkan fasilitas yang ditawarkan. Perhatikan berbagai aspek untuk dua rumah dengan spesifikasi serupa itu yaa! Ada beberapa rumah yang memang bagus, tapi ternyata lokasinya kurang strategis. Akses transportasi umumnya susah dan kurang memadai, kecuali memang kamu punya kendaraan sendiri. Ada pula yang rumahnya bagus, tapi ternyata kurang kuat dalam pembangunannya, jadi ada kebocoran. 



Jangan lupa juga untuk mencari referensi ya tentang desain rumah impian kamu juga. Jadi, kamu juga ada bayangan mau rumah yang seperti apa saat membeli nanti atau saat akan melakukan renovasi nantinya.




  1. Periksa kondisi bangunan dan legalitas dengan teliti


Pastikan rumah yang akan kamu beli dalam kondisi baik dan memenuhi standar konstruksi. Selain itu, periksa juga legalitas dokumen rumah seperti sertifikat dan izin mendirikan bangunan (IMB). Sebelum menandatangani kontrak pembelian, mintalah inspeksi bangunan untuk memastikan tidak ada masalah struktural atau kerusakan yang tersembunyi. Ini berkaitan juga dengan tips di poin sebelumnya yaa untuk meminimalkan resiko kerusakan yang tidak terlihat juga perlu memeriksa kondisi bangunan dengan baik. Pastikan juga sertifikat dan IMB rumah dalam kondisi lengkap dan sah, sehingga tidak adanya drama sengketa rumah atau tanah yang biasanya terjadi. Selagi bisa dipersiapkan untuk menghindari resiko-resiko itu memang harus dilakukan sebaik mungkin. Ibaratnya yaa, mendingan ribet di awal daripada ribet dan drama di akhir-akhir. Terbayang melelahkannya kayak gimana. Makanya, lebih baik dipersiapkan di awal semuanya dengan rapi dan jelas.




  1. Pertimbangkan fasilitas dan keamanan lingkungan rumah


Tips poin ke sembilan ini beriringan dengan poin di nomor 2 sebelumnya yang tentang memilih rumah dengan lokasi strategis. Selain itu, ternyata yang tak kalah penting saat membeli rumah juga soal fasilitas dan keamanan. Pastikan rumah yang dipilih memiliki fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan keluarga kamu yaa, seperti tersedianya area terbuka hijau, taman bermain bagi anak, area olahraga, dan sistem keamanan yang baik.



Kalau untuk poin ini, perumahaan aku yang sekarang sudah oke sebagai bahan pertimbangan saat aku akan memilih perumahan untuk tinggal nanti juga. Jadi, mau yang seperti ini. Nah, sedikit cerita juga kalau di area blok perumahaan aku terbilang rapi. Setelah akses masuk blok, di tengahnya ada area terbuka hijau berbentuk lapangan yang ada pohonnya juga. Ada taman bermain anak-anak, posyandu, pos kamling, dan area ini juga sering dijadikan pusat berkumpulnya warga saat ada acara penting diadakan, seperti saat pemilihan, acara silaturahmi warga, maupun acara keagamaan seperti salat ied. 



Selain fasilitas yang mumpuni, letak bloknya yang rapi dan di depan akses masuk blok perumahaan kami juga ada pos keamanan dengan portal yang bisa diturun-naikan juga kalau malam serta penambahan adanya CCTV yang dipasang di setiap sudut jalan. Jadi, satu ini nilai tambah yang membuatku juga ingin tinggal di perumahan yang punya fasilitas oke dan keamanan yang terjamin.



10. Konsultasikan dengan ahli properti dan bank terpercaya


Jika kamu merasa kesulitan atau bingung dalam proses pembelian hunian, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli properti atau perwakilan bank. Mereka akan membantu kamu dalam memberikan informasi dan panduan yang lebih mendalam sesuai dengan situasi dan kebutuhan kamu. Konsultasi ke para ahli juga bisa dilakukan saat kamu juga punya gaya rumah impian kamu sendiri.


Sebagai contoh, kamu punya impian memiliki rumah ramah lingkungan yang di sekelilingnya banyak ditanam pohon. Nuansanya seperti di hutan, jadi lokasi mana yang cocok untuk membangun rumah seperti itu. Apakah memungkinkan membangun rumah seperti itu bila selama ini kamu tinggal di tengah kota. Para ahli di bidangnya pasti punya informasi yang kamu butuhkan untuk itu. Jadi, akan ada pertimbangan-pertimbangan yang berguna bagi kamu.



Nah, itulah 10 Tips Bagi Generasi Milenial Membeli Hunian Impian yang Nyaman dan Modern Bagi Keluarga. Kamu bisa mengikuti semua tips di atas agar impian kamu untuk memiliki rumah bisa segera terwujud.


Membeli rumah dengan KPR atau Cash kuncinya ada pada niat dan usaha keras


Aku ada lagi nih satu tips tambahan, ini baru terpikirkan saat kemarin tidak sengaja membaca di sosial media tentang imbauan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Katanya anak muda harus kurangi gaya hidup agar bisa membeli rumah. Tanggapan ini memang menuai lebih banyak kontra dari para netizen  muda di sosial media. 



Pertama kali baca, aku pun sempat ketrigger dengan judulnya. Padahal gaya hidup anak muda juga menyumbang keberlangsungan ekonomi dan pariwisata di Indonesia juga di beberapa sektor, lho! Ini kapan-kapan aku akan ulik nanti. Namun, kalau baca keseluruhan isi beritanya, sebenarnya itu imbauan sekaligus harapan untuk bisa menyediakan rumah yang sesuai kebutuhan masyarakat dan bagaimana para pemangku kebijakan harus bersinergi dalam menyediakan hunian dengan fasilitas yang memadai juga bagi masyarakat, termasuk untuk para milenial dan gen z juga.



Nah, mari kita coba melihat dari sisi lainnya, menurutku tanggapan ini juga bisa jadi pengingat kalau tak apa bila kita sebagai milenial dan gen z masih ingin menikmati hidup dengan konsep YOLO (you only life once), atau ada juga yang memang faktor situasi dan kondisi yang belum memungkinkan untuk punya anggaran besar bagi kebutuhan lain, salah satunya rumah. Namun, tetap ingat juga untuk memikirkan masa depan ya! Sisihkan sedikit dan pelan-pelan untuk kebutuhan masa depan, termasuk dalam membangun rumah impian juga.



Memang pasti akan memakan waktu, tapi beberapa kali aku melihat juga ada anak muda yang bisa membeli rumah mereka juga. Baik melalui cash atau pun harus lewat jalur KPR. Satu yang aku tangkap dari keberhasilan itu adalah adanya niat yang disertai dengan usaha yang keras.


Jadi, ini bukan sebuah hal yang mustahil asalkan ada niat yang disertai usaha. Kun fayakun, bila Allah sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin.



Jujur ini juga baru terpikirkan olehku belum lama ini. Aku mulai memikirkan mau belajar untuk mengurangi kegiatan konsumtif. Mau belajar juga buat menjalani frugal living. Hidup sederhana, hidup hemat dengan mengurangi jajan di luar kebutuhan pokok supaya tercapai impian yang aku punya. Ya, sekali-sekali self reward sebagai bentuk mengapresiasi diri atas usaha keras yang sudah dilakukan, tak apa-apa. Cuma harus lebih bisa tahu batasannya mulai sekarang lewat target menabung!




Jadi, kamu mau membeli rumah impian dengan KPR atau Cash nih?


Saat kamu mencoba semua tips di atas, semoga kamu segera bisa membeli rumah impian yang nyaman dan modern bagi keluarga dengan lebih mudah dan efektif apa pun itu jalannya. Baik dengan cash maupun menggunakan KPR, baik rumah bekas atau rumah batu pun, aku mendoakan yang terbaik. Balik lagi, saat kamu memiliki keinginan baiknya memang dipasrahkan kembali kepada Tuhan. Terpenting adalah kamu tetap berusaha, biarlah Tuhan yang menentukan kapan waktu yang tepat bagimu.


Semoga aku dan kamu yang sedang memiliki tujuan untuk membeli rumah bisa dimampukan dan dimudahkan rezekinya, sehingga impian itu dapat tercapai di waktu yang paling tepat. Selamat mencari hunian impian yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kamu yaa. 


Semangat, Teman-teman Milenial dan Gen Z. Ayo, jakandor alias jangan kasih kendor buat nabungnya. Kita pasti bisa punya rumah impian kita juga!


Jadi, kamu ingin membeli rumah impian melalui jalan cash atau KPR nih? Coba berbagi pendapatmu di kolom komentar, yuk! 🙂




Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

16 komentar untuk "Membeli Rumah dengan KPR atau Cash, ya? Milenial dan Gen Z Wajib Tahu ini!"

  1. Betul, harga rumah sekarang mahal perlu strategi agar bisa memiliki rumah idaman, paling tidak mendekati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Bunda. Perlu strategi biar tercapai rumah impian. Kalau gak gitu enggak akan bisa, jadi harus punya niat, tekad dan strategi yang dibarengi juga doa🙂

      Hapus
  2. pengen banget bisa beli rumah cash biar nggak ngutang. agak takut yak kalo ngutang gini ini hehe. semoga aja dimampukan besok aamiin. emang perlu persiapan yg matang banget ya kalo mau beli rumah dan harus konsisten juga

    BalasHapus
  3. Milenial dan Gen Z memang kudu paham nih soal menabung buat hunian yg nyaman. Tapi kebanyakan pasti masih ragu sama kemampuannya yah. Padahal bisa cari tau dulu estimasi cicilannya pake kalkulator hipotek. Biar ga kaget gitu, haha..

    BalasHapus
  4. Kalau memang tabungan belum cukup untuk membeli cash maka perlu dipikirkan untuk KPR karena sekarang sudah banyak yang menawarkan bantuan untuk kredit dan ini bisa dimanfaatkan. Anggap saja menabung bonus investasi masa depan

    BalasHapus
  5. Kayaknya enak ya kalau punya rumah pensiun. Tapi memang kalau pengin punya rumah perencanaannya harus amat matang.

    BalasHapus
  6. sebelum memutuskan buat beli rumah, bisa dipertimbangkan dulu ya cara bayarnya mau yang metode cicil atau bisa dibayar lunas.

    Pastinya berdampak sih, kalau soal pembayaran ini, karena namanya rumah pengennya langsung dihuni ya semisal mau dijadikan sebagai hunian, bukan buat investasi

    BalasHapus
  7. Beli rumah emang gak kayak beli jajanan ya. Kudu mikir sampe ratusan kali, mempertimbangkan berapa cicilannya (kalau KPR), lokasi, dll. Menurutku lokasi emang penting banget dan kalo bisa cari rumah yg deke ama sekolah anak, sehingga gak kejauhan antarnya.

    BalasHapus
  8. kalau ditanya begini sih saya milihnya cash mba Mit hehehe namun tergantung juga banyak yang lebih memilih untuk kpr ada pls minus intinya, tapi kalau mau KPR memang wajib banget sih memperhitungkan cicilan bulanannya agar kita bisa siapin dananya

    BalasHapus
  9. Kalau dari yang aku baca-baca, generasi milenial dan generasi paling sulit kalau berurusan dengan pembelian rumah. Mungkin karena harga properti tiap waktunya semakin meninggi. Makasih tipsnya kak sehingga kami bisa lebih paham sih tentang memilih properti.

    BalasHapus
  10. Lokasi dan jenis properti akan menentukan harga sih ya kak. Mknya aku pilih yg aksesnya jg gampang krn akan menentukan ongkos tiap hari utk kerjaan. Plus ga blh dilupain tuh kemampuan finansial kita utk membeli properti. Jgn krn gengsi lantas beli properti yg tdk sesuai isi dompet. Ya wassalam deh.

    BalasHapus
  11. Sekarang enak ada kalkulator perkiraan biaya perencanaan memiliki rumah sendiri. Jadi bisa merencanakan anggaran untuk beli atau KPR rumah sejak dini

    BalasHapus
  12. Pastinya menyesuaikan dengan kondisi keuangan dulu ya. Kalau cukup ya cash, kalau masih terkendala, ya didiskusikan aja lagi. Yang pasti kalau mau buat tukang, lokasi strategis itu wajib gak bisa ditawar

    BalasHapus
  13. klo ditanya akan beli rumah cash atau KPR pasti aku akan jawab KPR sih, krn nunggu cash dengan jumlah yg sangat banyak utk beli rumah, agak susah, nanti malah ga terealiasi beli rumahnya, KPR jadi solusi terbaik, memang harus perhitungan dengan cermat yaa plus cari penyedia KPR yang meringankan juga. Jadi Makin dipermudah nih klo mau bikin skema cicilan KPR ya pakai fitur2 mortgage calculator

    BalasHapus
  14. Bener sii pesan Pak Menteri..
    Rasanya anak sekarang memang aak sensitif dengan kalimat sarkasm yaa..
    Dan pastinya jadi penyemangat luar biasa untuk anak zaman skarang memiliki aset properti. Semoga dengan memiliki satu rumah, maka akan segera memiliki rumah berikutnya dan berikutnya lagi.

    BalasHapus
  15. wah makasih tipsnya.. bener, aku juga kalo survey properti duluin lokasi yang strategis, dekat dengan tempat kerja, tempat anak2 sekolah, tempat belanja, akses ke bandara atau supermarket, dan lainnya. emang ribet sih jadinya :)) belum lagi kriteria lain, haha xD

    BalasHapus