Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Atasi Mata Kering Saat Traveling dengan Insto Dry Eyes: Sebuah Cerita Pengalaman Mata Kering di Perjalanan Motoran ke Jonggol



Mengatasi mata kering saat traveling dengan insto dry eyes



Guys, apa kabarnya niiih? Aku mau berbagi cerita ya ke kamu. Di Long weekend libur Hari Raya Waisak kemarin jadi momen pelarian sempurna dari rutinitas banget ya, kan? Tentu saja tanpa pikir panjang, Aku, Dudul, dan enam orang teman lainnya pergi motoran jauh ke arah Jonggol. Total yang berangkat 4 motor, yang awalnya tidak direncakan touring akhirnya seperti iringan rombongan touring dadakan. Kami berangkat dari Bogor pagi, sekitar jam 10.00 WIB. Motor kami berjalan beriringan melewati jalur alternatif babakan madang dan seterusnya menuju Desa Dayeuh, di Jonggol. 


Rencana awalnya sih memang motoran santai saja, menikmati pemandangan sawah dan perbukitan yang masih hijau, mampir ke warung kopi di perjalanan, dan pulang dengan hati ringan karena pikiran sudah segar dan penat sehabis bekerja pun lenyap. Kadang memang ekspektasi tak sesuai realitanya. Kenyataan yang kami temu di jalan itu justru macet panjang sampai tidak bisa bergerak di kedua sisi jalur jalannya, panas menyengat, motor bermasalah, hujan deras tiba-tiba dan angin jalanan yang kencang sukses bikin tubuh dan mataku benar-benar kelelahan. Perjalanan yang harusnya tidak sampai lebih dari 3 jam ini, ini berhasil memakan waktu sampai 7 jam dengan berbagai kendala yang ditemui di lapangan.  Yang paling terasa aku rasakan juga mata perih dan kering, seperti habis nonton drama korea secara marathon seharian tanpa jeda. 


Mata Kering di Tengah Petualangan: Gejalanya Nyata, Bukan Cuma Perasaan Semata



Kondisi jalanan jalur ke arah Citereup dari Jonggol saat libur panjang waisak 2025


Di tengah deretan kendaraan yang merayap pelan karena harus bergabtian di jalur yang sempit, mataku mulai terasa tak nyaman. Awalnya gejala ini tak terlalu aku sadari karena kuanggap biasa terjadi di perjalanan jauh. Mata terasa lelah saja dan mulai tak nyaman. Biasalah ya terlalu panjang perjalanan sehingga sangat mungkin kelilipan debu di jalanan. Apalagi di perjalanan juga fokusku hanya tertuju  menatap maps di layar ponsel terus-terusan, mata sampai lupa untuk rutin berkedip karena terlalu fokus dan khawatir kalau-kalau kelewatan belokan. Sesekali ya memperhatikan jalanan juga untuk melihat kapan harus belok. 

Makin lama, sensasi tidak nyamannya mulai terasa beda. Gatal, perih, seolah ada pasir halus yang terus menempel di kedua bola mataku. Aku kucek sudah, berkedip banyak pun tak lagi membantu. Bahkan kacamata hitam yang biasanya jadi tameng ampuh tak bisa menyelamatkan lagi dari rasa mengganjal di mata yang makin menjadi. Keadaan mata makin terasa parah justru di perjalanan pulang juga. Apalagi aku dan Dudul sempat memutuskan untuk pulang duluan, jadi hanya kami berdua di motor dan maps yang tidak lepas dari fokus perhatian sehingga aku tanpa sadar lupa untuk sering berkedip.

Setelah mencari tahu penyebabnya. Ternyata yang aku alami itulah gejala mata kering yang mungkin sering diremehkan saat traveling. Berikut ini beberapa ciri yang aku rasakan selama di perjalanan traveling motoran ke Jonggol kemarin:

  • Mata terasa perih seolah terbakar

Awalnya aku mata yang terasa perih itu wajar karena memang cukup lama terpapar teriknya matahari, tapi semakin lama rasa tidak nyaman yang dirasakan di mataku ini beda. Bukan cuma karena terik matahari, tapi lebih pada sensasi tidak nyaman yang konstan, seperti perihnya mata terlalu lama terpapar AC, padahal tidak ada AC yang ada ya hanya angin sepoi-sepoi yang sesekali berembus dan meniupkan debu jalanan.


  • Mata terasa sepet dan lelah

Walau hanya duduk di atas motor, mataku seperti diajak lari marathon. Alhasil kelelahan sekali rasanya mataku di perjalanan kemarin. Rasanya ingin menutup mata terus padahal perjalanan mencapai lokasi acara dan kembali pulang ke rumah rumah saat itu masih jauh. Berkali-kali aku memejamkan mata selama beberapa saat.

  • Pandangan mulai kabur

Pandanganku sempat mulai kabur. Bukan karena kacamata berembun sehabis terkena hujan, tapi saking kelelehannya mata. Ini cukup berbahaya, apalagi saat berkendara. Fokus jadi buyar, terutama saat harus menyusuri jalanan desa yang sempit dan penuh tikungan. Alhamdulillahnya, bukan aku yang menyetir motor kemarin. Mungkin kalau aku yang menyetir rasanya jadi akan perjalanan yang cukup menyulitkan dengan kondisi gejala mata kering yang aku alami.

  • Mata berair berlebihan

Di perjalanan berangkat dan pulang, aku beberapa kali menyeka mataku karena terasa berair dan sedikit perih. Padahal aku sedang tidak menangis. Itu juga bukan karena keringat. Aneh, kan tuh ya? Rasanya itu mataku kering, tapi justru keluar air mata juga. Ternyata ini reaksi tubuh untuk “mengkompensasi” kekeringan, tapi sayangnya tidak lagi efektif bagiku saat sensasinya sudah mulai serius aku rasakan.

Itulah momen akhirnya aku sadar: traveling bukan cuma soal menjaga fisik, tapi juga menjaga mata yang Allah karuniakan kepada kita. Jadi, betul-betul harus dijaga dengan baik.



Pengalaman Tak Menyenangkan Saat Traveling Mendorong Jadi Traveler Bijak yang Lebih Sadar Gejala Mata Kering Saat Traveling


Banyak dari kita yang hanya fokus pada perlindungan kulit saat bepergian—sunscreen, masker, topi, jaket. Tapi lupa bahwa mata juga punya batas ketahanannya sendiri. Terpapar angin terus-menerus saat motoran, terkena debu dan pasir di jalanan, ditambah sinar matahari dan kurang berkedip karena terlalu fokus di jalan, adalah kombinasi sempurna untuk munculnya gejala mata kering. 

Berkat pengalaman kemarin, Aku jadi lebih peka lagi untuk menyadari gejala mata kering yang tidak boleh lagi dianggap SePele. Mungkin awalnya tampak seperti gejala biasa saja karena terlalu banyak terpapar di bawah sinar matahari, terkena debu, dan kelelahan di perjalanan. Namun, rasa tidak nyamannya itu masih segar dalam ingatan dan aku tidak mau lagi mengalami hal yang sama.


Tips Atasi Mata Kering Saat Traveling


Pada bahasan sebelumnya aku sudah bercerita dikit tentang perjalananku ke Jonggol serta gejala mata kering yang aku alami. Jadi, penting sekali untuk mengetahui tips atasi mata kering. Apalagi mata yang sehat adalah syarat utama untuk bisa menikmati perjalanan dengan penuh kesadaran dan kenyamanan. Nah, berikut aku bagi tips-tips mengatasi mata kering saat kamu sedang traveling yang menarik untuk kamu simak:

  1. Lebih sering dan banyak berkedip dalam perjalanan

Tampak sepele, tapi ternyata berkedip itu penting! Apalagi di perjalanan saat kamu mengendari motor. Aku baru sadar kalau dari perjalanan kemarin itu aku tidak banyak berkedip. Mata terlalu diforsir untuk terus fokus ke jalan dan ke layar ponsel untuk melihat maps. Alhasil, lupa untuk berkedip. Padahal harusnya kita sering berkedip agar mata kita bisa terlumasi air mata, sehingga bisa membersihkan kotoran yang mungkin tanpa sengaja mengenai mata. Berkedip juga bisa melindungi mata dari iritasi.


  1. Terapkan aturan 3D agar mata tidak fokus pada satu titik terus menerus

Aturan 3D adalah distance, direction, dan duration yang harus diterapkan saat menatap layar laptop, komputer, dan ponsel. Tapi ternyata aturan ini juga penting juga dilakukan saar sedang traveling. Di perjalanan kemarin, aturan 3D ini kurang aku terapkan dengan baik sih memang. Jarak mataku dengan layar ponsel terlalu dekat karena memang harus melihat maps dengan lebih jelas, arah pandangan juga tidak lurus. Diperparah dengan mataku tidak pernah lepas dari layar ponsel padahal setiap 5 menit sekali sebaiknya kita arahkan pandangan kita ke arah jauh untuk mengistirahatkan mata dari layar gadget. Aturan duration juga tidak terlalu aku terapkan karena memang hampir sepanjang perjalanan dengan total durasi perjalanan 7 jam, aku hampir selalu menatap layar ponsel. Padahal durasi penggunaan gadget yang disarankan adalah tidak boleh lebih dari 2 jam. Jadi, memang mataku kelelahan parah.


  1. Teteskan Insto Dry Eyes

Dari semua persiapan yang biasanya aku lakukan untuk perjalanan jauh, ternyata #InstoDryEyes adalah item kecil yang berdampak besar. Salahnya, di perjalanan kemarin, aku lupa membawa Insto Dry Eyes. Akhirnya, di perjalanan pulang aku minta untuk mampir ke supermarket terdekat, mengistirahatkan badan sejenak sembari Dudul ke toilet. Lalu aku membeli INSTO DRY EYES sebagai penyelamat dari mata kering yang aku rasakan sejak dari berangkat sampai di perjalanan pulang.

Jadi, buat kamu yang hobi traveling atau motoran jarak jauh, terutama saat long weekend yang rawan macet, jangan pernah lupakan satu tetes yang bisa menyelamatkan perjalananmu: Insto Dry Eyes. Cukup tetesin Insto Dry Eyes sebanyak 2x untuk membebaskanmu dari mata kering dan iritasi selama di perjalanan.

Tetesin Insto Dry Eyes sebagai solusi mata kering
tetesin Insto Dry Eyes sebagai solusi mata kering

  1. Kompres air hangat dan pijat area mata dengan minyak kelapa

Setelah pertolongan pertama dengan tetesin Insto Dry Eyes di perjalanan pulang, malamnya aku mengompres mataku dengan air hangat serta memijat area sekitar mata dengan minyak kelapa. Keselarasan kedua hal itu membuahkan hasil yang membahagiakan. Keesokan paginya, mata aku terasa jauh lebih segar. Tidak ada lagi sensasi mengganjal, mata sepet, perih, lelah lagi yang aku rasakan. Aku bisa lanjut menikmati hariku tanpa drama lagi yang aku rasakan di kelopak mata. Memang yaa #MataKeringJanganSepelein banget deh! Cukup kemarin saja, tidak mau merasakan hal yang sama lagi.


Insto Dry Eyes, Teman Setia Setelah Perjalanan Jauh



Mata sepet, perih, lelah saat traveling ternyata gejala mata kering. Jangan sepele in mata kering tetesin Insto Dry Eyes

Sampai di rumah, hal pertama yang aku lakukan bukan buka tas atau pesan makan, tapi teteskan Insto Dry Eyes ke kedua mata. Sensasinya? Sejuk dan nyaman. Benar-benar sebuah solusi mata kering tanpa perlu ke dokter deh jadinya.

Oh iya, guys, Insto Dry Eyes New Packaging kemasannya saja yang berubah, tapi ternyata manfaat dan kegunaannya tetap sama. Malahan kemasannya yang biru muda tambah lucu dibawa-bawa jadi teman setia di setiap perjalanan kamu. Ini nih, aku jabarkan alasan-alasan kamu harus memilih Insto Dry Eyes sebagai teman setia di setiap traveling kamu:

  • Mengandung bahan aktif sebagai air mata buatan, sehingga langsung melumasi mata dan mengatasi kekeringan pada mata, bukan sekadar efek dingin sementara.

  • Dapat meringankan iritasi mata disebabkan kekurangan produksi air mata.

  • Praktis dibawa ke mana pun, apalagi saat traveling. Tidak memakan ruang juga. Cukup diselipkan di saku jaket atau pouch kecil, aman deh dari mata kering.

  • Tidak pedih saat digunakan. Ini penting, apalagi untuk mata yang sudah teriritasi debu dan angin di sepanjang jalan.



Penutup

Long weekend ke Jonggol kemari memang penuh cerita dan pelajaran berharga. Dari kemacetan, seluruh badan pegal semua, sampai mata kering. Namun, di setiap tantangan bisa jadi pelajaran—termasuk soal pentingnya menjaga kesehatan mata serta pentingnya lebih mawas diri. Pokoknya ya, bila timbul gejala Mata Kering jangan disepele in.

Berkat pengalaman kurang menyenangkan itu, aku jadi lebih sadar juga kalau betapa kondisi mata yang nyaman bikin perjalanan juga jadi lebih menyenangkan. Kini, Insto Dry Eyes sudah jadi item wajib di setiap perjalananku yang enggak boleh ketinggalan lagi, sejajar dengan dompet, power bank dan botol minum. Mata juga butuh istirahat, dan sesekali, bantuan kecil agar tetap bisa melihat indahnya pemandangan saat traveling dengan nyaman tanpa kendala mata kering yang menganggu lagi.




Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

Posting Komentar untuk " Atasi Mata Kering Saat Traveling dengan Insto Dry Eyes: Sebuah Cerita Pengalaman Mata Kering di Perjalanan Motoran ke Jonggol"