Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kilas Balik 2021: Tahun yang "Hebat" untuk Bertumbuh

kilas balik 2021 resolusi 2022

Tidak seperti tahun 2020 lalu yang terasa terlalu berat untuk dijalani, tahun 2021 alhamdulillah aku lalui dengan kondisi yang jauh lebih baik. Keadaanku berangsur membaik dalam segala aspek.

2021 menurutku merupakan tahun bertumbuh dan belajar. Alhamdulillah Juli lalu aku menemukan cara untuk menyembuhkan diri. Lewat meditasi, aku bisa memulihkan diri dan emosi. Meskipun hal-hal baik satu per satu mulai datang menghampiri, nyatanya 2021 tidak aku lalui dengan mudah pula.


Memang benar, selagi kita masih diberi napas dan kesempatan hidup, di saat itu pun kita harus menemui beragam ujian kehidupan. Itulah yang menjadikan kita manusia. Diri kita bertumbuh seiring bertambahnya waktu.


Agustus di tahun 2021 ini, Bapak Eyang--figur yang aku hormati dan aku sayangi layaknya bapak sendiri berpulang ke pangkuan Ilahi. Lagi, kehilangan menyapa dan pedihnya terasa begitu menyesakan dada.


Aku kembali harus belajar melepaskan dan bertumbuh dengan luka akibat kehilangan orang yang aku sayang. Rasanya sangat berat. Padahal pada lebaran lalu, aku membuat sebuah postingan akan kerinduanku pada Eyang dan berharap Eyang bisa sembuh. Pada kenyatannya memang doa kami dijawab, eyang memang diberi kesembuhan dan tidak perlu merasakan sakit dan penderitaan lagi meskipun konsekuensinya adalah sebuah perpisahan yang abadi.



Kehilangan tidak pernah mudah bagiku. Aku pernah berkali-kali merasakan kehilangan. Kehilangan orang yang pernah aku cintai, kehilangan sahabat yang aku kasihi, kehilangan pekerjaan yang aku miliki, dan kehilangan-kehilangan lainnya. Namun, kehilangan Bapak Eyang merupakan patah hati terbesarku. Aku selalu berharap Bapak Eyang selalu sehat dan bisa mendampingiku sampai pelaminan. Namun, apalah dayaku. Aku hanya manusia biasa yang hanya dapat berencana dan berangan sementara Tuhanlah yang memegang kuasa-Nya. Dialah pemilik kehidupan yang ada di alam semesta beserta seluruh isinya. Hidup adalah sesuatu yang fana. Sementara kepada-Nya lah kita semua akan berpulang.


Meskipun berkali-kali dipertemukan dengan kehilangan, tapi aku tidak pernah tau bagaimana caranya menyembuhan luka akibat kehilangan. Apalagi, kehilangan orang yang benar berarti dalam hidupku. Ini pertama kalinya dan aku tidak tau harus bagaimana menghadapinya. Namun, ternyata kehilangan tidak benar-benar bisa hilang, hal itu akan selalu ada. Bedanya, proses penerimaan hati dan diri kita akan kehilangan itulah yang membuat diri kita merasa lebih baik.


Setelah menyelesaikan meditasi bertema "Grief", aku menyadari kalau tidak usah memaksa diriku untuk cepat sembuh dari sakitnya kehilangan. Aku hanya perlu menjalaninya apa adanya. Aku hanya butuh proses untuk "membesarkan" box hatiku, meskipun bola hitam kehilangan itu akan tetap di sana. 


Setelah meditasi itu, aku jadi makin menyadari. Meski sudah lebih dari 100 hari Bapak Eyang telah pergi dari sisi kami, rasanya memang aku hanya bisa bertumbuh bersama kehilangan itu. Sementara luka kesedihaan akan kehilangan ini tidak benar-benar kering dan sembuh. Kepergian Bapak Eyang masih menyisakan sebuah lubang hitam dalam hatiku. Lubang itu yang masih menyisakan rasa sedih dan hampa saat menyadari kalau tidak ada lagi Bapak Eyang yang tangannya selalu hangat saat kugenggam. Tidak ada lagi Bapak Eyang yang tutur katanya dan nasihatnya yang selalu meneduhkan. Tidak ada lagi tubuh kurus hangat yang bisa aku peluk erat.


Aku masih merasa bapak eyang masih ada. Bedanya, saat ini hanya tidak dapat lagi aku lihat dan peluk dengan erat seperti biasanya, yang menghilang hanya raganya dari dunia. Namun, Bapak Eyang masih hidup dalam hatiku dan kenangan yang aku miliki.


Di saat aku masih berusaha belajar untuk mengikhlaskan dan bertumbuh dengan kehilangan, alhamdulillah 2021 menyelipkan kebahagiaan pula. Satu doa yang senantiasa aku panjatkan dalam lemah dan ketidakmampuanku saat keadaan sulit menghantam hidupku tahun lalu akhirnya Allah SWT kabulkan. Rasanya luar biasa, seperti tidak nyata, tapi memang itulah yang terjadi. Aku bersyukur sekali Allah mendatangkan ujian berupa kesedihan, sekaligus memberiku obat kebahagiaan.


Hal itu datang di saat dan waktu yang tepat sebelum aku bertambah usia pada Oktober 2021. Hal itu membuatku menangis haru.


***


2021 mengajarkanku untuk belajar banyak banyak hal. Belajar menemukan, belajar untuk lebih mengenal diriku, belajar untuk melihat jauh ke dalam diriku, belajar dari kehilangan. Bagiku 2021 merupakan tahun untuk bertumbuh. Aku menemukan apa yang benar-benar aku cari dan butuhkan.


2021 dengan segala hal tidak terduganya lah yang membuatku menemukan diriku secara utuh. Aku bertumbuh menjadi perempuan yang jauh lebih tangguh. 


2021 membuatku belajar untuk lebih menghargai setiap perjumpaan dan kehadiran seseorang dalam hidupku. 


2021 membuatku belajar untuk menghargai setiap proses kehidupan yang harus aku hadapi dan jalani.
Terima kasih dengan segala duka dan suka citanya, 2021. Tahun yang hebat untuk bertumbuh dan menemukan diri secara utuh.

2021 membuatku lebih belajar untuk bersyukur. Alhamdulillah aku masih diberi kesehatan, alhamdulillah aku masih diberi napas dan hidup, alhamdulillah aku diberi banyak rezeki dan nikmat dari Allah SWT, alhamdulillah aku masih bisa mendampingi orang-orang yang aku sayang, alhamdulillah aku masih bersama orang-orang yang aku sayang.

Aku bersyukur atas apa pun yang aku alami dan aku rasakan bersamamu, 2021. Petualangan kita terasa menakjubkan! Bersamamu, aku belajar untuk menerima diriku sendiri apa adanya. Bersamamu, aku belajar untuk hidup apa adanya. Bersamamu, aku belajar untuk hadir utuh di saat ini dan belajar untuk tidak menyesali apa pun yang telah terjadi. Bersamamu, aku pun belajar untuk tidak mengkhawatirkan apa yang belum terjadi. Hanya cukup lakukan yang terbaik di hari ini.


Terima kasih banyak 2021 sudah menjadi teman yang baik.


Halo 2022, berteman baik denganku, ya?


Aku harap, Allah lancarkan segala hal dan penuhi diriku dengan segala kebaikan. Tolong ya Allah, jaga selalu aku dan semua orang yang aku sayangi. Jangan lagi ada kehilangan di antara kita. Aku mohon, beri aku waktu untuk bersama mereka yang aku sayang lebih lama lagi. Aku mohon, beri aku waktu untuk membahagiakan orang-orang yang aku sayangi lebih lama lagi. 


2022... Mari, kita lakukan yang terbaik bersama, penuhi hari-hari kita dengan rasa syukur. Mari menyongsong hari-hari yang semakin baik ke depan. Mari sehat dan berbahagia secara lahir dan batin. Mari terus melangkah, berjuang untuk meraih mimpi dan harapan baik untuk diwujudkan. Mari menjadi lebih baik ke depan!




Mita Oktavia
Mita Oktavia Lifestyle Blogger yang suka menulis, melukis, bermain game, dan bertualang | Penawaran kerja sama, silakan hubungi ke hello.mitaoktaviacom@gmail.com

Posting Komentar untuk "Kilas Balik 2021: Tahun yang "Hebat" untuk Bertumbuh"