Setahun Belajar Memahani Diri
Hari ini, 13 Juli 2022, tepat setahun aku belajar mengenal diriku lebih jauh dari meditasi. Aku merasa jauh lebih baik daripada 2020 lalu. Aku pernah bercerita tentang kilas balik 2020. Terus terang, 2020 itu tahun yang sangaaaat berat.
Tiba-tiba ada situasi gak terduga yang datang dalam hidupku, pandemi yang menghantam seluruh dunia juga.
Aku yang gak bisa lepas dari kemelekatan duniawi dan kehadiran seseorang dalam hidup.
Saat apa yang aku miliki dan salah satu orang yang berharga pada masa kuliahku harus berpulang dengan tiba-tiba.
Saat itu, aku makin takut akan kehilangan dan merasa takut ditinggalkan.
Saat itu aku banyak menangis.
Saat itu aku banyak terluka.
Saat itu aku banyak kecewa.
Saat itu rasanya begitu "gelap".
Aku lupa, kalau kita ini Manusia. Suatu saat kita pasti akan berpulang kepada Sang Pencipta.
Kacaunya hidup. Pasang surutnya kehidupan betul-betul luar biasa di tahun itu.
Aku berkali-kali pernah merasa ingin menyerah.
Pertolongan Allah itu indah memang.
Setiap ujian hidup gak ada yang bertahan selamanya. Pasti ada jalan keluarnya.
Sampai sekarang aku masih suka takjub sama semuanya. Seperti sebuah skenario film yang sudah tertulis rapi. Kalau Juli 2021 lalu aku gak kenal meditasi, aku pasti akan hancur sehancurnya. Diriku gak akan pernah utuh lagi saat pada 4 Agustus 2021, Bapak Eyang berpulang ke rahmatullah. Sosok yang aku sayangi layaknya bapak sendiri.
Sosok yang selalu kurindukan hangat genggaman tangannya.
Mungkin bakalan berat bagiku menerima kehilangan. Aku pasti sudah hancur. Duniaku pasti terasa jatuh kemudian runtuh seperti pada Mei 2020 atau April 2010 silam saat kehilangan dua sahabatku semasa SMK dan Kuliah.
Walau kehilangan itu masih meninggalkan rasa pedih, tapi nyatanya aku bertumbuh dengan luka itu. Kisah "bertumbuh" dalam hidupku pernah aku tulis dalam Kilas balik 2021.
Sejak meditasi aku merasa hidupku jauh lebih baik, walau perjalanan mengenal diri sendiri dan menyembuhkan diri adalah perjalanan panjang yang gak mudah. Namun, aku bisa ada titik sekarang.
Aku bersyukur tahun lalu Kak Bulan mengenalkanku pada Peace Sea Podcast. Aku bersyukur Juli setahun lalu di hari ini kenal Kak Pishi dan PYM.
Aku bersyukur atas hidupku yang mungkin gak utuh sejak banyak kehilangan yang menyapaku, tapi aku bisa bertahan sejauh ini.
Semalam aku meditasi bersama. Saat mendengar Kak Pishi bertanya, "apa yang membuatmu bersyukur"
Tangisku pecah.
Satu per satu rasa syukur itu hadir. Satu per satu hal di dalam hidupku jadi alasan aku bersyukur.
Salah satu yang terucap dan membuat hatiku makin bergetar saat aku bilang pada diriku sendiri,
"Aku bersyukur dikelilingi orang-orang baik. Aku bersyukur masih memiliki orang tua yang lengkap. Aku bersyukur karena terlahir menjadi aku dan menjadi anak dari kedua orang tuaku. Aku bersyukur terlahir menjadi Mita Oktavia"
Dan satu per satu kilasan balik hidup aku terputar.
Aku mungkin pernah amat membenci hidup yang aku jalani
Aku berkali-kali merutuki nasib dan takdir yang selalu membuatku menyedihkan
Hingga aku lupa ternyata ada banyak hal berharga dalam hidupku yang gak akan pernah bisa didapatkan kalau aku gak lahir menjadi diriku saat ini.
Meditasi membuatku punya waktu untuk berbicara pada diriku sendiri, tentang banyak hal.
Tentang perasaanku, tentang apa yang aku rasakan
Meditasi membuatku bisa jadi jujur pada diriku sendiri
Hal-hal apa yang aku butuhkan
Hal-hal apa yang gak membuatku nyaman
Meditasi membuatku bisa melihat jauh ke dalam diriku sendiri
Meditasi membuatku terkoneksi dengan Allah–Tuhanku lebih dekat selain dalam ibadah 5 waktu yang rutin aku jalankan.
Meditasi membuat hidupku jadi jauh lebih ringan dan lapang. Walau sesekali aku masih terbawa 5% dari hal-hal yang di luar diriku. Namun, aku mulai bisa belajar melihat orang lain tanpa menghakimi.
Perjalananku insyaallah masih panjang…
Selama Allah masih memberiku kesempatan hidup
Selama Allah masih memberiku nafas kehidupan
Selama itu pula aku ingin jadi manusia yang bermanfaat, penuh welas asih, menebarkan kebaikan.
Malam ini aku meditasi menggunakan podcast tema "The Meaning of Life". Rasanya haru, adem, sekaligus hangat.
"Apa makna hidupku? Apa tujuan hidupku? Apa arti hidupku? Apa yang harus aku lakukan di dunia ini?"
Di dalam perjalananku yang panjang, ada tujuan hidup yang harus aku lakukan.
Sebab sejatinya setiap manusia lahir membawa arti dan tujuan hidupnya masing-masing💚
Di dalam perjalanan panjang ini terselip rasa syukur yang hebat
Aku bersyukur karena kamu, Mita, masih bertahan dan berjuang hingga kini🌻🌻🌻🌻
____
Credit foto:
Posting Komentar untuk "Setahun Belajar Memahani Diri"
Hallo... Terima kasih sudah bersedia mampir di blog saya dan membaca postingan saya. Sempatkan untuk meninggalkan komentar yang relevan dengan isi postingan saya ya sebagai bentuk apresiasi agar saya tetap semangat menulis.
Sekali lagi terima kasih! ♡
Semoga betah mampir di blog saya :))